digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan kendaaraan bermotor dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pertumbuhan tersebut diiringi dengan meningkatnya angka kecelakaan kendaraan dari tahun ke tahun. Kecelakaan tabrak samping merupakan salah satu jenis kecelakaan yang mematikan dan juga merupakan salah satu penyebab kecelakaan terguling (after event). Untuk mengurangi resiko cidera yang bersifat serius maupun fatal maka perlu adanya analisis khusus dan mendalam mngenai ketahanan akan tabrak samping dan probabilitas suatu kendaraan akan terguling. Analisis kemungkinan tergulingnya kendaraan ditentukan oleh faktor kestabilan statik kendaraan. Nilai faktor kestabilan statik kendaraan bergantung pada tinggi pusat massa kendaraan. Ketinggian puat massa kendaraan ditentukan dengan menggunakan metode empiris dengan terlebih dahulu mencari data massa komponen-komponen kendaraan, lalu selanjutnya ditentukan standar peletakkan pusat massa dari tiap-tiap komponen kendaraan tersebut. Sehingga akhirnya tinggi pusat massa tersebut akan digunakan untuk menghitung nilai faktor kestabilan statik dan tingkat kemungkinan tergulingnya kendaraan yang bersangkutan. Analisis ketahanan struktur akan beban kecelakaan tabrak samping dilakukan melalui perhitungan numerik dengan mengacu pada regulasi tabrak samping FMVSS 214 lalu dikembangkan dengan penambahan residual space dari regulasi UNECE R66. Pengujian dilakukan pada superstruktur bus yang menggunakan material baja STKM 13B dan Al 6061 T6 agar massa total bus menjadi lebih ringan. Aluminum memiliki kekuatan yang lebih rendah dibandingkan dengan baja, oleh sebab itu perlu dilakukan penguatan seperti penambahan web pada frame horizontal dan melakukan menebalan lokal pada bagian yang dominan menerima beban. Dari hasil analisis tingkat kemungkinan tergulingnya kendaraan dapat disimpulkan bahwa metode empiris untuk menentukan letak pusat massa mobil mempunyai hasil perhitungan dengan tingkat akurasi yang baik. Sedangkan hasil dari analisis kekuatan superstruktur bus terhadap beban tabrak samping didapat bahwa superstruktur bus berbasis Al 6061 T6 tanpa penguatan memiliki ketahanan yang lebih baik akan tabrak samping jika dibandingkan dengan menggunakan material baja STKM 13B dan menurunkan massa superstruktur bus sebesar 31 %. Hasil dari proses penguatan terhadap superstruktur bus dengan material Al 6061 T6 didapat bahwa superstruktur bus memiliki ketahanan akan beban tabrak samping dengan mampu mengurangi intrusi terhadap residual space sebesar 174 mm jika dibandingkan dengan superstruktur tanpa penguat dengan material baja.