Profilometri dengan teknik proyeksi frinji digital adalah suatu metode pencitraan dan rekonstruksi obyek tiga dimensi dengan memanfaatkan fenomena deformasi fasa akibat perbedaan ketinggian permukaan. Hingga saat ini, teknik proyeksi frinji digital lebih banyak dikembangkan untuk merekonstruksi benda-benda makro dengan teknologi proyeksi komersial. Namun teknologi proyeksi komersial yang sudah ada memiliki keterbatasan untuk digunakan pada benda-benda kecil dalam skala milimeter. Penyebabnya adalah ukuran medan pandang yang dihasilkan pada jarak minimum antara proyektor dengan layar proyeksi untuk menghasilkan citra tajam masih terlalu besar sehingga ukuran dan jumlah pola gelap terang yang dapat membawa informasi permukaan obyek terbatas. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan sistem profilometri dengan proyeksi frinji digital yang telah dimodifikasi untuk memperkecil medan pandang citra frinji proyeksi guna meningkatkan frekuensi spasial pola gelap terang yang diproyeksikan pada obyek.
Pengujian dilakukan dengan dua cara, yaitu pengujian pertama menggunakan obyek uji berukuran 7,5 mm x 5 mm dan citra frinji proyeksi berbentuk lingkaran dengan ukuran field of view berdiameter 5 cm. Pengujian kedua dilakukan menggunakan obyek yang sama dan citra frinji proyeksi yang telah diperkecil oleh lensa positif tambahan dengan jarak fokus 10 cm sehingga menjadi berdiameter 2 cm. Pada pengujian dilakukan perekaman citra 4-step PSI (Phase Shifting Interferometry) guna ekstraksi fasa menggunakan kamera mikroskop. Untuk mengolah citra fasa dilakukan proses filtering menggunakan Butterworth bandpass filter serta pembukaan lipatan fasa dengan teknik global phase unwrapping yaitu metode least-square. Selanjutnya dilakukan rekonstruksi tiga dimensi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa secara kuantitatif pada citra hasil akuisisi yang diperkecil memiliki nilai SNR (Signal-to-Noise Ratio) rata-rata yang lebih tinggi dibanding citra hasil akuisisi tanpa lensa tambahan, yaitu 3,42 dan 10,45. Peningkatan frekuensi spasial pada citra frinji proyeksi yang diperkecil oleh lensa tambahan mulai terjadi pada frekuensi 2 siklus per 100 piksel, yaitu 2 pasang pola gelap terang sementara pada keadaan tanpa lensa hanya 1,5 pasang pola gelap terang. Hasil rekonstruksi citra menunjukkan bahwa pada frekuensi 5 dan 6 siklus per 100 piksel memberikan bentuk plot segmen yang mendekati bentuk obyek sebenarnya.