digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri Hilir Teh (IHT) Panglejar merupakan salah satu unit bisnis PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII yang bergerak di bidang pengolahan dan pengemasan teh. Saat ini, IHT Panglejar sedang mengalami penurunan performansi karena belum memiliki pengetahuan kontribusi teknologi sehingga strategi bisnis untuk jangka panjang relatif sulit dirumuskan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengukuran tingkat kontribusi teknologi pada IHT Panglejar sehingga strategi teknologi yang relevan diaplikasikan IHT Panglejar dapat dirumuskan. Pengukuran tingkat kontribusi teknologi dilakukan dengan menggunakan metode teknometrik (UNESCAP, 1989b). Komponen teknologi yang diukur pada penelitian ini adalah fasilitas fisik, kemampuan manusia, fakta yang didokumentasikan, dan kerangka kerja organisasi. IHT Panglejar diekspektasikan menjadi IHT kedua milik PTPN VIII yang memiliki situasi dan kondisi serupa dengan IHT Panyileukan sehingga pada penelitian ini, IHT Panyileukan berperan sebagai objek pembanding. Hasil pengukuran kapabilitas teknologi (direpresentasikan dengan nilai tambah muatan teknologi) menunjukkan bahwa kapabilitas teknologi IHT Panglejar lebih rendah (bernilai Rp122.041.694,85) dari kapabilitas teknologi IHT Panyileukan (bernilai Rp544.272.366,54). Dengan mengombinasikan hasil pengukuran tingkat kontribusi teknologi dengan nilai potensi pertumbuhan bisnis dan nilai posisi pasar IHT Panglejar, maka pemetaan posisi strategi teknologi IHT Panglejar dapat dilakukan. IHT Panglejar berada pada posisi “question marks”, sedangkan posisi ekspektasi IHT Panglejar adalah “star”. Berdasarkan perbedaan posisi tersebut, maka strategi yang relevan diaplikasikan adalah berinvestasi pada komponen fasilitas fisik dan kemampuan manusia, serta melakukan perbaikan pada komponen fakta yang didokumentasikan. Investasi tersebut diekspektasikan mampu menjadikan IHT Panglejar berada pada posisi “star”.