digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau. Karakteristik pembangkitan listrik di daerah kepulauan di Indonesia adalah penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Penggunaan PLTD mengakibatkan biaya pokok produksi menjadi sangat tinggi. Salah satu upaya untuk menurunkan biaya pokok produksi adalah dengan mengubah PLTD konvensional menjadiPembangkit Listrik Hybrid yang memanfaatkan Pembangkit Energi Terbarukan seperti PLTS. Selain itu penambahan pembangkit energi terbarukan ini sejalan dengan rencana pemerintah yang sudah mulai menggalakan program energi terbarukan dengan target 23% di tahun 2025. Pembangkit Listrik Hybrid yang memanfaatkan Pembangkit Energi Terbarukan perlu diperhatikan permasalahan kestabilan keluaran daya. Hal ini dikarenakan sifat dari energi terbarukan yang intermittent. Sehingga perlu ditentukan komposisi dari Pembangkit Listrik Hybrid. Komposisi Pembangkit Listrik Hybrid terdiri dari PLTD, PTLS, dan Baterai. Komposisi yang paling optimal adalah komposisi dengan yang membuat BPP sistem menjadi turun. Serta memenuhi kriteria aliran daya, kontingensi N-1, arus hubung singkat, serta kestabilan transien. Selain itu dalam sebuah sistem tenaga terdapat beberapa kemungkinan titik penetrasi. Penentuan titik penetrasi optimum juga mengacu pada kriteria - kriteria tersebut.