digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pb-organik atau senyawa organolead merupakan logam turunan dari Pb yang tingkatan toksisitasnya empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa logam Pb murni dan Pb ionik. Dalam penelitian ini, modifikasi tannin dari biomassa daun Strobilanthes cripus dimanfaatkan sebagai biosoben untuk mengurangi konsentrasi senyawa organolead. Biosorben yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis: biosorben dari biomassa tanpa perlakuan (BTP), biosorben polimerisasi dari biomassa daun (BDP), dan biosorben polimerisasi ekstrak tannin dari biomassa (BEP). Scanning Electron Microscopy (SEM), kadar air, kadar abu, kadar volatil, dan kadar karbon terikat dilakukan untuk menentukan karakteristik fisik dan kimia biosorben. Untuk memperkirakan kapasitas penyerapan logam organolead, maka dilakukan percobaan secara sistem batch, dengan parameter yang mempengaruhi proses adsorpsi terdiri dari variasi ukuran biosorben, dosis biosorben, waktu kontak, serta konsentrasi awal limbah artifisial organolead. Mekanisme penyerapan organolead dianalisis melalui uji isoterm adsorpsi berdasarkan model Langmuir dan model Freundlich. Kondisi optimum pada penggunaan BTP antara lain penggunaan dosis sebesar 50g/L, ukuran pori 100 mesh, waktu kontak selama 10 menit dengan penyisihan organolead yang terjadi mencapai 99%. Kondisi optimum pada penggunaan BEP antara lain penggunaan dosis sebesar 50g/L, ukuran pori 100 mesh, waktu kontak selama 60 menit dengan penyisihan organolead yang terjadi mencapai 88,4%. Kondisi optimum pada penggunaan BDP antara lain penggunaan dosis sebesar 10g/L, ukuran pori 100 mesh, waktu kontak selama 80 menit dengan penyisihan organolead yang terjadi mencapai 99,12%. Isoterm yang terbentuk mendekati model Freundlich untuk BTP dan BDP, sedangkan BEP mendekati model Langmuir. Untuk aplikasi pada industri yang sebenarnya pemilihan biosorben jenis BTP dianggap paling layak dari segi ekonomis.