digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu bahan galian yang dapat ditambang adalah Bahan Galian Golongan C (BGG C), dimana bahan galian ini sangat diperlukan untuk kebutuhan berbagai industri dan konstruksi. Pesatnya perkembangan pembangunan, membuat sektor pertambangan BGG C sebagai sektor industri hulu menjadi sangat penting. Provinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumber daya BGG C yang cukup besar, mempunyai peluang untuk lebih mengembangkan potensi ini secara optimal agar mendukung pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya. Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, dimana ada perubahan kewenangan pengelolaan pertambangan BGG C, maka perlu dilakukan kajian bagaimana peran sektor pertambangan BGG C pada pra dan masa otonomi daerah di Provinsi Jawa Barat. Untuk mengkaji permasalahan yang ada dipergunakan pendekatan model Input Output, karena model ini mempresentasikan keterkaitan antar sektor ekonomi, yaitu keterkaitan hulu (Backward Linkage) dan keterkaitan hilir (Forward Linkage). Kemudian akan dikaji efek ganda (Multiplier Effect) ekonomi yang dihasilkan sektor pertambangan BGG C. Selanjutnya digunakan model Location Quotient (LQ) di setiap kabupaten. Terakhir digunakan metoda Linear Programming (LP) untuk mencari total output yang optimal dari proyeksi permintaan akhir sektor pertambangan BGG C pada masa yang akan datang.