digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terbentuknya water cresting adalah gejala alami yang sering terjadi pada sumur horizontal (seperti halnya terbentuknya water coning pada sumur vertikal). Water cresting terjadi apabila produksi sumur melebihi laju produksi kritis, dimana laju alir kritis yang dimaksud adalah batas laju produksi minimum yang menyebabkan kestabilan dari batas air minyak terganggu sehingga berubah bentuk menjadi tidak stabil, yang selanjutnya air dari Aquifer akan mengalir secara vertikal membentuk semacam cresting menuju sumur horizontal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari wellbore hydraulic terhadap water cresting yang terjadi pada saat sumur horizontal mulai diproduksikan. Wellbore hydraulic terjadi karena rasio pressure loss sepanjang sumur horizontal terhadap pressure drawdown lebih besar dari 10%. Peristiwa ini dinamakan finite conductivity dimana pengaruh dari horizontal wellbore hydraulic harus diperhitungkan. Pendekatannya dilakukan dengan menganalisa pengaruh beberapa variable sensitivitas terhadap performa cresting dengan menggunakan simulator reservoir. Variable-variable tersebut diantaranya adalah panjang sumur horisontal, jarak perforasi dari WOC, anisotropy permeability, perbedaan densitas air-minyak serta mobilitas rasio. Kemudian didapat beberapa laju alir kritis dan laju alir optimum untuk setiap kasus, selanjutnya dengan menggunakan software Minitab diperoleh suatu persamaan regresi multivariable non linier yang menghubungkan pengaruh dari variable sensitivitas terhadap laju alir optimum. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa umumnya reservoir dengan permeabilitas besar (>1000 mD) mempunyai kharakteristik water cresting yang bergerak cenderung kearah lekukan/pangkal sumur yang menuju ke arah horizontal, dimana tekanan terendahnya ada pada pangkal sumur tersebut. Setelah dilakukan perhitungan rasio pressure loss terhadap pressure drawdown untuk semua sensitivitas, dihasilkan harga yang lebih besar dari 10 %, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh wellbore hydraulic ternyata memang harus diperhitungkan. Hal tersebut juga mengartikan bahwa dengan ratio pressure loss dan pressure drawdown yang semakin besar, hasil perolehan minyak juga akan semakin besar. Perbandingan harga laju alir kritis dengan beberapa korelasi yang sudah terpublikasikan, menunjukkan bahwa hasil simulasi dari CMG tersebut memberikan gambaran grafik yang sama.