digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBMK) ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam dengan fungsi taman buru pada tahun 1976 dan diresmikan pada tahun 1998. Rusa jawa (Rusa timorensis, de Blainville 1822) adalah salah satu satwa buru di TBMK yang sudah diintroduksi sejak tahun 1966. Namun hingga saat ini perburuan di TBMK belum terlaksana secara berkelanjutan karena populasi rusa jawa yang kurang mendukung. Salah satu upaya pengembangan populasi rusa jawa yang sedang dipersiapkan saat ini adalah kegiatan introduksi ulang. Rencana introduksi ini perlu didukung oleh ketersediaan informasi mengenai sebaran habitat yang disukai oleh rusa jawa. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan areal yang berpotensi sebagai habitat yang disukai rusa jawa di TBMK berdasarkan faktor fisik lingkungan berupa tutupan lahan (TL), ketinggian (Kt), kelerengan (Kl), jarak dari sungai (JS), jarak dari tutupan lahan semak (JSk), dan jarak dari jalan, permukiman serta kebun masyarakat (JJKP). Pemetaan dilakukan dengan metode skoring dan pembobotan dengan menggunakan spatial analysis tools dari ArcGIS 10 pada areal kajian seluas 1.097,70 ha. Setiap faktor lingkungan diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas preferensi habitat dengan skor 1 untuk kelas yang paling tidak disukai dan skor 5 untuk kelas yang paling disukai. Selanjutnya dilakukan penggabungan semua faktor; preferensi habitaat (HP) dengan pembobotan berdasarkan nilai penting relatif satu faktor lingkungan terhadap faktor lingkungan lain yang diperoleh melalui studi pustaka. Pembobotan tersebut adalah HP (100%) = 40% JJKP + 40% (50% TL + 30% JSK + 20% JS) + 20% (50% Kt + 50% Kl). Hasil pemetaan dengan menggunakan tiga kelas preferensi, menunjukkan bahwa 4,13% areal kajian (45,3 ha) terkategorikan kurang disukai, 76,69% disukai (841,8 ha) dan 19.18% sangat disukai (210,6 ha). Tingginya persentase habitat yang disukai dan sangat disukai menggambarkan bahwa secara fisik areal kajian sangat berpotensi untuk mendukung rencana introduksi rusa jawa.