Pada sumur produksi yang memiliki lebih dari satu lapisan produktif, pelaksanaan perekahan hidraulik memerlukan perhatian khusus agar dapat menghasilkan rekahan yang optimal pada setiap zona produktif. Teknik ini dikenal dengan Multiple-Layered Hydrulic Fracture dan telah banyak diterapkan pada sumur-sumur produksi. Salah satu masalah yang terjadi pada perekahan hidraulik yang dilakukan secara simultan pada beberapa zona adalah bagaimana memprediksi dan mengkontrol distribusi aliran yang akan masuk ke tiap zone of interest.
Pada Tesis ini, beberapa teknik yang umum digunakan pada pelaksanaan rekahan multi zona akan dibahas. Studi kasus dilaksanakan dengan melakukan desain dan analisis perekahan multi lapisan secara simultan pada sumur minyak satu fasa yang memiliki tiga lapisan produktif. Simulasi dilakukan dengan menggunakan model geometri pseudo 3-dimensi dengan bantuan simulator numerik. Konsep limited entry diaplikasikan untuk mengontrol rasio pendistribusian fluida. Selanjutnya dilakukan optimasi desain dengan penentuan panjang rekahan pada masing-masing lapisan yang memiliki nilai NPV yang paling baik. Studi sensitivitas dilakukan untuk melihat pengaruh model geometri, ketebalan lapisan, dan penggunaan berbagai fluida pada perekahan multi lapisan.
Dengan tinjauan produksi selama 5 tahun, hasil simulasi pada studi kasus menghasilkan panjang rekahan optimum pada rekahan 1 sebesar 240 ft dengan NPV sebesar US$1,704 juta. Pada rekahan 2, nilai optimum dicapai pada panjang rekahan 206 ft, dengan NPV perekahan sebesar US$597 ribu sedangkan pada rekahan 3, nilai optimum dicapai pada panjang rekahan 270 ft, dengan NPV perekahan sebesar US$1,250 juta.
Dengan perencanaan jumlah dan penempatan perforasi yang tepat, konsep limited entry akan menghasilkan rasio pendistribusian fluida yang sesuai dengan keinginan, sehingga pada akhirnya rekahan yang optimum dapat terbentuk secara simultan pada beberapa lapisan. Dari hasil studi yang dilakukan, faktor-faktor yang mempengaruhi pendistribusian fluida pada multi layered fracturing antara lain tekanan in-situ tiap lapisan, ketebalan lapisan dan pengaruh near wellbore effect. Pada perekahan multi lapisan, kontrol terhadap pedistribusian laju injeksi merupakan kunci untuk memperoleh kesuksesan pelaksanaan.