Dewasa ini, di Indonesia sistem informasi telah berkembang pesat pada industri manufaktur dan jasa. Rumah sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan bagi masyarakat dituntut untuk selalu memberikan pelayanan terbaik bagi para pasien. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di instansi pelayanan kesehatan adalah dengan menggunakan sistem informasi klinis (SIK), seperti rekam medis elektronik dan sistem pengambilan keputusan klinis. Disamping penggunaan sistem informasi dapat mengurangi penggunaan kertas pada industri pelayanan kesehatan, negara lain membuktikan bahwa penggunaan sistem informasi secara reguler dan terintegrasi dapat meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada pasien. Akan tetapi, tingkat penggunaan SIK di Indonesia khususnya oleh dokter masih tergolong rendah dikarenakan berbagai faktor. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi dokter terhadap SIK. Perilaku penggunaan SIK pada penelitian ini digambarkan melalui usage behaviour. Penelitian-penelitian sebelumnya menguji aspek teknologi, organisasi dan manusia secara terpisah namun pada penelitian yang dilakukan ketiga aspek tersebut dilibatkan dan diintegrasikan dengan model penerimaan teknologi. Kemudian faktor technostress dilibatkan yang sebelumnya belum digunakan untuk mengkaji penggunaan SIK oleh dokter.
Penelitian ini menggunakan 296 dokter yang telah menggunakan SIK sebagai responden. Data tesebut digunakan untuk menguji hubungan antar konstruk. Structural equation modeling digunakan sebagai metode statistik untuk menguji hubungan antar konstruk. Terdapat 20 hipotesis yang diujikan yang terdiri dari 17 hipotesis pada model struktural dan tiga hipotesis pada model pengukuran. Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa ketergantungan pada suatu teknologi dan keterampilan individu berpengaruh terhadap technostress. Disisi lain pengaruh sosial, kualitas layanan dan technostress berpengaruh terhadap niat dokter dalam menggunakan SIK. Kemudian kualitas layanan dan kualitas informasi berpengaruh terhadap persepsi kegunaan SIK, sementara kualitas layanan dan kualitas sistem berpengaruh pada persepsi kemudahpakaian SIK. Persepsi kegunaan dan persepsi kemudahpakaian pada model penerimaan teknologi mempengaruhi niat penggunaan SIK dan dari niat penggunaan tersebut dapat mempengaruhi perilaku penggunaan SIK atau Clinical Information System. Selain itu tidak seluruh variabel dari aspek teknologi, organisasi dan manusia yang diujikan memiliki pengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan, persepsi kemudahan pakaian dan niat dalam menggunakan sistem. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa technostress dalam menggunakan SIK merupakan higher-order dari beban kerja, kompleksitas dan ketidakpastian dari teknologi yang digunakan.