digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Blok Gundih terdiri dari beberapa reservoir gas basah dengan tipe rekah alam. Blok ini terletak di daerah sekitar Cepu, Jawa Tengah, Indonesia. Terdapat tiga struktur di blok ini yakni KTB, RBT dan KDL. Masing-masing memilki kedalaman kontak antara gas dengan air yang berbeda-beda dan diprediksi akan memproduksikan air dalam jumlah besar. Disisi yang lain, fasilitas permukaan untuk pengolahan air yang dimiliki blok ini sangat terbatas. Sehubungan dengan penanganan terhadap prediksi produksi air dari ketiga struktur tersebut, telah dilakukan suatu study simulasi terhadap injeksi air kedalam akuifer dari struktur RBT pada tahun 2007. Model simulasi reservoir dari studi tersebut (Model A) mendefinisikan akuifer dengan menggunakan kombinasi dari metode analitik Carter Tracy dan grid blok numerik. Beberapa studi sensitivitas telah dilakukan dengan menggunakan parameter ukuran akuifer, interval kedalaman perforasi sumur injektor, permeabilitas matrik, permeabilitas rekahan dan laju injeksi konstan. Studi sentitivitas ini bertujuan untuk menganalisa kemampuan dari Model A. Studi juga dilakukan terhadap suatu model (Model B) yang mendefinisikan dukungan dari akuifer dan injeksi dengan hanya menggunakan metode grid blocks. Untuk merepresentasikan kekuatan dari akuifer, model ini menggunakan suatu rasio dari ketebalan aquifer terhadap reservoir (ha/he). Pada tahapan selanjutnya, dilakukan studi sensitivitas terhadap Model B berdasarkan hasil sensitivitas dari model yang memiliki keunikan secara karakteristik. Sebagai langkah akhir, perbandingan antara kedua hasil sensitivitas untuk Model A dan Model B telah dilaksanakan sebagai suatu metode untuk memilih model yang lebih sesuai. Model ini kemudian dapat digunakan ajukan untuk melakukan prediksi terhadap pengaruh kehadiran akuifer. Hasil studi ini menunjukkan bahwa Model B memiliki kemampuan dan lebih sesuai mensimulasikan daripada Model A. Hal ini berdasarkan bahwa Model A memberikan hasil sensitivitas yang tidak lazim untuk kasus interval kedalaman perforasi sumur injeksi yang lebih tinggi, harga permeabilitas rekahan vertical dan laju injeksi konstan yang lebih besar. Sementara model B dapat lebih tepat merepresentasikan pengaruh dari water injeksi ke dalam aquifer untuk kasus-kasus yang sama. Sebagai kesimpulan, Model B lebih tepat daripada model A. Untuk model yang diajukan untuk studi water injeksi di struktur RBT adalah Model B dengan harga ha/he sebesar 100.