digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Istilah material hibrida secara umum adalah material yang terbentuk dari penggabungan senyawa anorganik dan organik dalam skala molekular. Pada penelitian ini material hibrida yang disintesis merupakan padatan yang terdiri dari anion berupa kompleks anorganik polimerik berlapis dan kation organik yang berada di antara lapisan polimerik tersebut. Penggabungan material anorganik dan organik bertujuan untuk mencari fenomena baru yang dihasilkan dari interaksi antara kedua material tersebut, serta menggabungkan sifat yang berguna dari kedua komponen tersebut menjadi bahan tunggal. Material hibrida Cu(II) dan Mn(II) dengan amina primer pada umumnya memiliki potensi sebagai material magnetik dan elektronik, tetapi untuk amina primer dengan dua atom karbon yang dikenal dengan etilamina (EA) memiliki kestabilan yang rendah dan bersifat higroskopis. Untuk meningkatkan kestabilan material hibrida maka pada penelitian ini digunakan amina primer yang memiliki gugus –NH2 pada kedua ujungnya yang dikenal sebagai etilenadiamina (EDA). EDA yang merupakan senyawa organik berbentuk cairan diubah menjadi garam etilenadiamonium diklorida ((EDA)Cl2) dengan penambahan HCl 32%, rendemen yang dihasilkan sebesar 46%. Produk tersebut dikarakterisasi dengan XRD, FT-IR, dan pengukuran hantaran molar. Hibrida (EDA)MCl4 (M = Mn dan Cu) telah berhasil disintesis dari garam klorida MCl2.xH2O (M = Mn dan Cu) dan (EDA)Cl2 dalam pelarut air yang selanjutnya dikarakterisasi dengan XRD, UV-visible, MSB, DSC, dan SEM. Produk hibrida (EDA)MnCl4 berupa kristal berwarna jingga, dengan rendemen 36% dan tidak higroskopis selama enam bulan pengamatan. Hibrida tersebut bersifat paramagnetik dengan momen magnet efektif 5,9 BM. Spektrum absorbsi hibrida (EDA)MnCl4 menunjukkan puncak-puncak absorbsi pada bilangan gelombang 1800 cm-1, 2200 cm-1, 2400 cm-1, 2800 cm-1, dan 3000 cm-1. Spektrum absorbsi tersebut merupakan absorbsi khas dari Mn(II) yang memiliki banyak puncakpuncak dengan absorbansi yang rendah. Hibrida (EDA)CuCl4 berwarna kuning kecoklatan dengan rendemen 67%, tidak higroskopis, dan bersifat paramagnetik dengan momen magnet efektif 1,8 BM. Spektrum absorbsi hibrida (EDA)CuCl4 menunjukkan satu puncak yang melebar pada bilangan gelombang 1600 cm-1. Spektrum tersebut merupakan spektrum khas dari Cu(II). Berdasarkan data XRD (difraksi sinar-X), diperoleh pola difraksi yang tajam dengan keberulangan hkl = 00l (l=2n) yang merupakan karakteristik dari material hibrida. Jarak antar lapisan polimerik anorganik pada hibrida (EDA)CuCl4 adalah 8,15 Å, jarak ini lebih pendek dari hibrida (EDA)MnCl4 yaitu 8,63 Å karena jari-jari ion Cu2+ lebih kecil daripada jarak antar lapisan pada ion Mn2+ dan adanya efek Jahn Teller pada Cu2+ membuat panjang ikatan Cu-Cl pada posisi aksial lebih pendek. Dari data tersebut dapat digambarkan bahwa ion pusat Cu2+ pada lapisan polimer anorganik menempati posisi lurus dan sejajar sedangkan posisi ion pusat Mn2+ pada hibrida (EDA)MnCl4 sedikit bergeser. Hibrida (EDA)MCl4 (M=Mn dan Cu) lebih stabil daripada (EA)MCl4 (M=Mn dan Cu) dan kestabilan termal (EDA)MnCl4 lebih tinggi dari (EDA)CuCl4. Ini diperoleh dari data DSC (Differential Scanning Calorimetry) bahwa (EDA)MnCl4 terdekomposisi pada suhu 340oC sedangkan (EDA)CuCl4 terdekomposisi pada suhu 255oC.