Salah satu anak perusahan Freeport McMoRan (FCX) yaitu P.T. Freeport Indonesia (PTFI)
adalah perusahan tambang yang memproduksi konsentrat tembaga, emas dan perak. PTFI
mendapatkan ijin operasi berupa Kontrak Karya pada tahun 1967 untuk periode operasi selama
30 tahun sejak 1973. Kontrak Karya berikutnya ditandatangani pada tahun 1991 untuk periode 30
tahun kedua. Pada saat ini, operasional penambangan dilakukan dengan dua metode yaitu
Tambang Terbuka (surface mine) dan Tambang Dalam (underground). Satu-satuya Tambang
Terbuka adalah Grasberg Open Pit yang depositnya ditemukan pada tahun 1988 dan mulai
ditambang pada tahun 1990. Tambang Grasberg saat ini sudah memasuki masa akhir. Jika Plan17Q2R3
tercapai, maka
penambangan
akan
selesai
pada
akhir
tahun
2018.
Seksi Perencanaan Jangka Panjang Grasberg selain bertugas merencanakan Tambang
Grasberg, juga bertanggung-jawab membuat dan memperbarui metal forecast per kwartal. Pada
beberapa tahun terakhir, penyelesaian perkerjaannya cukup sering melewati batas waktu. Kepala
tim perencana berusaha menganalisis permasalahan ini dan berupaya memperbaiki kinerja tim
perencanaan. Caranya adalah dengan menggunakan pendekatan baik kualitatif maunpun
kuantitatif. Pendekatan kualitatif mencakup pengamatan detil terhadap proses perencanaan untuk
mengetahui hambatan-hambatan (constraints) yang pernah ada, dilanjutkan dengan studi literatur
dalam upaya mencari metoda perbaikan yang efektif dan efisien. Pada tahap perumusan masalah,
suatu metode berpikir pada Theory of Constariant yang disebut Current Reality Tree (CRT)
digunakan untuk memahami sebab dan akibat dari serangkaian permasalahan untuk dapat
merumuskan penyebab dasarnya (root cause), selanjutnya merancang perbaikan sistemnya.
Adapun masalah utama yang dihadapi adalah keterbatasan waktu, sistem kerja manual, serta
ditemukan mine-mill model yang belum terintgrasi (disintegrated) sepenuhnya. Lewat serangkain
pertemuan, tim memutuskan membuat alternatif sistem perencanaan yang disebut Mine Planning
Interactive (MPI). Sistem ini dapat meningkatkan kecepatan simulasi perencanaan menjadi
kurang dari satu jam yang sebelumnya lebih dari empat jam per satu skenario.
Untuk validasi hasil, verifikasi dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan
mengerjakan dua studi kasus, kemudian mengukur tingkat perbedaan hasilnya terhadap metode
lama. Besarnya perbedaan didapat sekitar tiga hingga lima persen. Sistem ini telah diterima oleh
manajemen, dimana cocok untuk menganalisis banyak (multiple) studi kasus disaat keterbatasan
waktu tersedia. Sistem ini dapat digunakan berdampingan dengan metode lama. Bagaimanapun
sistem baru ini belum sepenuhnya sempurna, masih diperlukan pengembangan lanjutan,
diantaranya menambahkan perhitungan kebutuan alat-alat terutama alat angkut.