digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan gas SX adalah salah satu dari lapangan gas kondensat reservoir yang terbesar, berlokasi di Sumatra Selatan. Eksplorasi dan pemboran delineasi pada 1998 dan 1999 telah berhasil menemukan timbunan gas yang besar pada formasi Karbonat Baturaja (BRF), formasi Batu Pasir Talang Akar (TAF) dan formasi Basement Pre-Tertiay (PTE). Proses pengolahan gas lapangan SX memiliki kemampuan produksi gas hingga 800 MMSCFD dan produksi kondensat sebesar 12,000 BPD. Dari data produksi diamati adanya permasalahan penurunan produksi kondensat, yang mana perbandingan kondensat dan gas produksi (CGR) mulai menurun sejak awal tahun 2009. Data PVT awal mengatakan bahwa lapangan SX adalah reservoir gas basah saja, sehingga seharusnya tidak memiliki masalah dengan performa produksi pada tahun tersebut. Analisa PVT secara keseluruhan belum pernah dilakukan dari awal produksi lapangan ini. Belakangan ini, penurunan dari CGR menjadi alasan bahwa target produksi kondensat dari lapangan SX tidak tercapai dan lebih jauh pendapatan dari lapangan menjadi berkurang. Studi secara menyeluruh harus dilakukan untuk memahami karakterisasi dari reservoir gas kondensat lapangan SX (hubungan antara fase dan aliran fluida), meneliti dari kemungkinan pengurangan produksi kondensat karena pengumpulan kondensat di dekat lubang sumur dan lebih jauh akan berakibat dari pengurangan produksi gas secara keseluruhan. Penting untuk mengevaluasi fasilitas pengolahan gas SX jika ada kemungkinan kerusakan dari sistem gas kondensasi, selain itu studi diperlukan untuk mengatasi kemungkinan kerugian dari tebentuknya kondensat di reservoir hingga akhir fase produksi, serta studi untuk melakukan strategi optimisasi untuk mempertahankan atau meningkatkan performa produksi. Analisa PVT untuk mendapatkan model persamaan keadaan (EOS) menjadi penting untuk perkembangan lapangan dan optimisasinya, karena akan mendapatkan data keadaan fluida dari reservoir hingga fase produksi dan fasilitas pengolahan. Simulasi PVT akan memberikan kondisi operasi yang bisa memaksimalkan produksi cairan di permukaan dan memperpanjang kemampuan produksi selama umur lapangan dengan biaya produksi yang kecil. Program PVTsim digunakan untuk mengembangkan model EOS terkini. Pendekatan teknis analisa Nodal dipergunakan untuk melihat bukti tentang terbentuknya kondensat di reservoir dan kemungkinan terakumulasi di dekat lubang sumur dari sumur SX yang mempunyai permeabilitas yang tinggi, karena lapangan gas SX adalah reservoir patahan. Pendekatan dilakukan dengan melakukan sensitivitas dari reservoir CGR pada sejumlah penurunan tekanan reservoir. Pemodelan simulasi reservoir lapangan keseluruhan yang telah ada yang dibuat menggunakan Petrel (Eclipse 300) akan diperbaharui dengan model EOS yang sesuai dengan karakteristik reservoir terkini sebagai data masukannya, yang mana selanjutnya disimulasikan untuk melihat perilaku akumulasi kondensat didekat lubang sumur. Local grid refinement 50 m x 50 m akan digunakan untuk melihat gambaran yang akurat mengenai efek terjadinya akumulasi kondensat di reservoir. HYSYS akan digunakan untuk melakukan evaluasi performa dari sistem fasilitas produksi lapangan gas SX, karena fasilitas sistem gas kondensat ini memiliki peranan yang besar dalam menghasilkan kondensat dari fluida yang terproduksi. Akhirnya, setelah diketahui segala faktor penyebab penurunan total CGR kemudian dilanjutkan untuk melakukan peramalan CGR yang realistis sehingga target produksi dari kondensat bisa tercapai dan meningkatkan revenue.