Jumlah penduduk yang terus meningkat membuat Kota Semarang menjadi Kota metropolitan. Peningkatan jumlah penduduk di kota Semarang setiap tahun membuat kebutuhan air bersih menjadi meningkat. Selain itu, terdapat peristiwa kekeringan meteorologi yang berdampak kepada ketersediaan dan kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kota Semarang. Oleh karena itu banyak penduduk Kota Semarang yang mencari sumber alternatif air lain seperti air tanah secara besar-besaran sehingga memberikan dampak negatif kepada lingkungan.
Salah satu solusi dari masalah kekeringan adalah memanfaatkan parameter meteorologi untuk menaksir potensi kebutuhan air dengan menggunakan metode perhitungan keseimbangan air (Water Balance). Perhitungan metode ini memperhatikan faktor curah hujan dan evapotranspirasi di daerah tangkapan. Daerah tangkapan air untuk menghitung ketersediaan air Kota Semarang berada di DAS Garang. Berdasarkan hasil perhitungan potensi ketersediaan air dan kebutuhan air dapat diketahui bahwa ketersediaan air yang tersedia di alam selalu berlebih dan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat tiap tahunnya.
Selain itu, faktor kekeringan yang melanda di Kota Semarang disebabkan oleh fenomena meteorologi ENSO. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan perhitungan indeks RDI dan SDI yang dianalisis dengan indeks SOI beserta spektrum wavelet curah hujan di daerah kajian. Didapatkan hasil korelasi yang bagus antara RDI dan SDI yaitu senilai 0.685 menunjukkan bahwa kekeringan hidrologi yang terjadi di DAS Garang disebabkan oleh kekeringan meteorologi.