digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemanfaatan baja bekas umumnya dilakukan dengan metoda recycling, dimana baja tersebut dilebur kembali sebagai scrap bahan baku pembuatan baja tanpa perlu takut akan kehilangan beberapa unsur di dalamnya. Namun, di samping melakukan recycling terhadap baja, terdapat satu alternatif lain untuk memanfaatkan baja bekas ini. Reuse atau menggunakan kembali adalah metoda alternatif dalam pemanfaatan baja bekas tanpa melakukan peleburan. Melakukan reuse pada baja merupakan salah satu cara yang efektif untuk mereduksi pengaruh pembuatan baja terhadap lingkungan dengan menghilangkan sejumlah kebutuhan energy untuk melakukan recycle baja scrap menjadi baja yang baru. Dari draft analisis life-cycle cost yang disusun oleh National Renewable Energy Laboratory (NREL) di Amerika Serikat, penggunaan baja reuse akan mereduksi emisi dari CO2 hingga 69% dan mereduksi total energy yang dibutuhkan untuk membuat baja yang baru hingga 68%. Perlakuan panas pada baja merupakan salah satu upaya untuk me-reuse baja untuk meningkatkan salah satu sifat mekanisnya, dalam penelitian yang dilakukan ini adalah untuk meningkatkan kekerasannya. Percobaan dilakukan dengan metoda normalizing pada suhu tahan 800oC, 850oC, dan 900oC dengan variasi waktu 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 180 menit. Sampel as received memiliki kekerasan sebesar 254,0 HVN dengan struktur mikro austenit dan perlite. Dari hasil percobaan didapat kekerasan paling tinggi pada perlakuan panas pada suhu 800oC memberikan kekerasan yang paling tinggi dengan waktu tahan selama 30 menit sebesar 689,8 HVN dengan komposisi struktur mikro 38,8% martensit dan 61,2% bainit disertai tampaknya batas butiran austenit. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan panas pada suhu di antara temperatur eutektoid dan area suhu proses normalisasi pada umumnya, memberikan nilai kekerasan yang paling tinggi dibandingkan rentang area temperatur yang lain. Selain itu, semakin banyaknya struktur bainit yang terbentuk memberikan nilai kekerasan yang lebih rendah.