Gas Sulfur Dioxide (SO2 merupakan gas yang berbahaya bagi manusia jika dihirup oleh manusia melebihi kadar 100 ppm. Tidak hanya untuk manusia, gas SO2 juga dapat menyebabkan rusaknya lingkungan. Gas SO2 merupakan jenis gas yang tidak berwarna sehingga sangat sulit bagi manusia untuk mendeteksi keberadaan gas tersebut dengan mata telanjang. Selain itu gas ini dapat menunjukkan seberapa besar aktivitas gunung berapi yang dapat digunakan dalam evakuasi awal bahaya gunung berapi. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sensor yang dapat mendeteksi keberadaan gas SO2. Material yang digunakan dalam mendeteksi gas SO2 dalam tugas akhir kali ini yaitu SnO2. Keunggulan yang dapat diperoleh dari jenis material ini selain memiliki sifat reaktif yang tinggi, harganya murah dan memberikan respon dinamik yang baik. Metoda yang digunakan dalam menumbuhkan material tersebut adalah Chemical Bath Deposition (CBD). Metoda ini tidak membutuhkan biaya yang besar, sederhana dan membutuhkan temperatur rendah. Lapisan tipis telah berhasil dihasilkan dengan menggunakan metoda CBD
menggunakan larutan Stannous Cloride ( dan Urea (( .
Lapisan tipis tersebut dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) dan Scanning Energy Microscope (SEM). Parameterparameter
yang diberikan oleh sensor antara lain : temperatur operasi 1000C memberikan sensitivitas terbaik 89% dengan waktu respon dan waktu pulih tercepat (15.6 dan 24.9 menit) untuk 30 ppm gas, temperatur operasi 2000C memberikan sensitivitas terbaik 98.09% dengan waktu respon dan waktu pulih tercepat (1.41 menit (70 ppm) dan 2 menit (30 ppm)), temperatur operasi 3000C memberikan
sensitivitas terbaik 96.67 % dengan waktu respon dan waktu pulih terbaik (0.75 dan 1.5 menit) untuk 30 ppm.