digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengamatan aktivitas seismik bumi menuntut ketepatan dan keahlian yang tinggi dari seorang pengamat. Pengamatan seperti picking dan penentuan lebar jendela yang sangat bergantung pada subjektivitas pengamat ini sangat sulit diterapkan pada sinyal gempa vulkanik, karena umumnya onset sinyal sering kali sulit terlihat. Penelitian ini menggunakan analisis polarisasi sebagai metode pendukung teknik picking dan penentuan lebar jendela data gempa vulkanik. Data seismogram diperoleh dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk aktivitas Gunung Sinabung periode Juni – Desember 2011. Analisis polarisasi diterapkan pada data rekaman gempa VT-A (gempa vulkanik dalam) menggunakan perhitungan parameter Rectilinearity (RL) serta parameter sudut dot product polaritas gelombang P dan S. Lebar jendela waktu yang didapat kemudian dipakai untuk mengidentifikasi frekuensi dominan dan hubungan keberadaan noise dengan kepolaritasannya. Analisis polarisasi terbukti dapat mempermudah karakterisasi durasi ts-tp, durasi gelombang bodi, dan waktu tiba gelombang Rayleigh gempa VT-A Gunung Sinabung. Gempa VT-A yang terekam selama periode data penelitian termasuk dalam kategori gempa high frequency (HF) dengan frekuensi dominan 6 – 14 Hz dan memiliki perbedaan waktu tiba onset ts-tp sekitar 0,5 – 3,3 detik. Gelombang P murni didominasi gelombang berfrekuensi 9 – 14 Hz dengan durasi sekitar 0,05 – 2,7 detik. Gelombang S murni dan Rayleigh didominasi gelombang berfrekuensi lebih rendah yaitu 5 – 10 Hz untuk gelombang S murni dengan durasi perambatan yang terekam sekitar 0,1 – 1 detik dan 5 – 8 Hz untuk gelombang Rayleigh dengan onset sekitar 1,2 – 4,7 detik setelah onset gelombang P. Pengaruh keberadaan noise cukup signifikan terhadap metode analisis polarisasi. Hasil analisis nilai SNR menunjukkan bahwa nilai SNR diatas 12 dB adalah batas ideal untuk penelitian menggunakan metode analisis polarisasi.