Kandungan metabolit primer makroalga banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan metabolit sekundernya dimanfaatkan sebagai anti mikroba, anti virus, anti kanker, induksi apoptosis dan kegunaan lainnya. Lingkungan laut tropis bersifat sangat korosif terhadap logam-logam material konstruksi kendaraan transportasi laut dan pipa-pipa penyalur minyak dan gas. Makroalga laut tropis Indonesia memiliki potensi dan kualitas yang tinggi untuk dikembangkan sebagai inhibitor biokorosi logam-logam di lingkungan laut tropis. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kemampuan bioaktivitas ekstrak makroalga laut tropis Indonesia Gracilaria verrucosa yang diperoleh dari Pantai Sayang Heulang Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut Jawa Barat dalam menginhibisi biokorosi pada baja karbon. Penelitian ini dimulai dari ekstraksi makroalga laut tropis Gracilaria verrucosa. Ekstrak kasar Gracilaria verrucosa diperoleh dari hasil ekstraksi dengan metode Folch (kloroform:metanol:buffer fosfat, 2:1:0,8 (v/v)). Ekstrak kasar fasa metanol-air dan kloroform yang dihasilkan masing-masing adalah 34,38% dan 0,93% (b/b). Ekstrak kasar yang memiliki aktivitas inhibisi biokorosi paling besar adalah fasa metanol-air melalui uji kualitatif secara visualisasi dengan menggunakan paku komersial dalam media padat bakteri Thiobacillus ferrooxidans selama masa inkubasi 3 hari pada suhu ruang dan keadaan gelap. Selanjutnya ekstrak kasar fasa metanol-air dipisahkan lebih lanjut menggunakan kromatografi kolom dengan silika G-60 7733 dan gradien eluen bertahap heksana:aseton (8:2, 5:5, 2:8 (v/v)) dan metanol p.a. Pemisahan menghasilkan 6 fraksi yang telah dianalisis dengan spektrometer UV pada rentang panjang gelombang 190-380 nm. Uji kuantitatif kemampuan inhibisi biokorosi menggunakan metode weight loss lempeng baja karbon pada media cair bakteri sebagai media uji dengan menambahkan 0,5% (v/v) dari keenam fraksi dan dikocok pada suhu ruang dengan kecepatan 150 rpm selama 96 jam dan keadaan gelap. Hasil uji kuantitatif menunjukkan bahwa terdapat 2 fraksi aktif yaitu fraksi B dan F yang masing-masing memiliki laju korosi terkecil (24,60 ± 1,70 mpy dan 20,93 ± 0,18 mpy) dan daya efisiensi inhibisi terbesar (46,57% dan 54,53%). Analisis dilanjutkan pada penentuan laju korosi variasi konsentrasi untuk mengetahui konsentrasi optimum masing-masing fraksi. Hasil uji kuantitatif ini menunjukkan bahwa laju korosi terkecil diperoleh pada penambahan konsentrasi fraksi B sebesar 1,5% (v/v) dengan laju korosi 33,82 ± 1,89 mpy dan iii fraksi F 0,5% (v/v) dengan laju korosi 38,41 ± 2,76 mpy. Dengan konsentrasi optimum yang diperoleh dari masing-masing fraksi maka analisis dilanjutkan dengan uji kuantitatif variasi waktu selama masa imersi 432 jam. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan selisih berat lempeng baja karbon yang linier dengan lamanya waktu imersi. Analisa struktur morfologi dan komposisi kimia permukaan lempeng baja karbon yang telah terekspos dalam media cair bakteri selama masa imersi 96 jam dengan dan tanpa perlakuan adanya inhibitor fraksi F pada konsentrasi optimum 0,5% (v/v) dilakukan dengan menggunakan instrumen SEM-EDS (Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy). Hasil analisa morfologi SEM pada permukaan lempeng baja karbon tanpa perlakuan inhibitor terlihat banyak lubang berpori yang tidak beraturan dengan kuantitas sel bakteri Thiobacillus ferrooxidans yang banyak jika dibandingkan dengan permukaan lempeng baja karbon dengan perlakuan inhibitor fraksi F. Inhibitor fraksi F memiliki kemampuan untuk membentuk lapisan tipis mudah pecah untuk menghambat aktivitas bakteri Thiobacillus ferrooxidans dalam mengoksidasi besi dengan lebih cepat dan sekaligus menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Hasil analisa komposisi kimia pada permukaan lempeng baja karbon dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme biokorosi dan juga menunjukkan bahwa endapan yang terbentuk sebagai bagian dari lapisan biofilm merupakan endapan besi (III) hidroksida dan besi sulfida. Identifikasi spektrum UV pada kedua fraksi menunjukkan bahwa fraksi B dan F merupakan campuran senyawa fenolik dan flavonoid.