digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perekahan hidrolik pada umumnya bertujuan untuk mengatasi kerusakan formasi, atau untuk mengatasi problem reservoar dengan permeabilitas kecil. Kegiatan perekahan akan mampu membentuk jalur konduktifitas baru ke dalam lubang sumur, sehingga hidrokarbon akan lebih mudah mengalir dari batuan ke lubang sumur. Dalam perkembangannya perekahan hidrolik dianggap sebagai teknik komplesi yang efektif untuk memproduksikan hidrokarbon dari resevoar yang unconsolidated, dangkal, kontras permeabilitas vertikal yang tinggi, tetapi mempunyai cadangan hidrokarbon yang menjanjikan. Tujuan lain adalah untuk mengurangi problem kepasiran yang muncul pasca pekerjaan. Dengan teknik komplesi konvensional, tujuan-tujuan tadi sulit untuk dicapai. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi 31 sumur yang sudah dilakukan perekahan hidrolik dari tahun 2007 sampai dengan 2008 oleh sebuah Service Company, dengan pendekatan konsep pseudo skin factor. Menurut konsep ini parameter perancangan Konduktifitas Tak Berdimensi (Cfd) adalah variabel utama untuk membuat perancangan perekahan hidrolik yang efektif. Perhitungan detil menggunakan konsep pseudo skin factor dilakukan pada salah satu sumur contoh, sedangkan evaluasi untuk sumur-sumur yang lain dilakukan dengan cara mencari korelasi kualitatif antar parameter perekahan, untuk dicari tahu sejauh mana kesesuaian korelasi-korelasi itu dengan konsep pseudo skin factor tadi. Berdasarkan analisa korelasi empirik, konsep pseudo skin factor memang aplikatif, seperti misalnya semakin kecil Cfd aktual, justru perolehan minyak dan kelipatan produktifitas makin tinggi, dan juga panjang rekahan makin besar. Perancangan Cfd yang kecil (makin mendekati 1.6) diikuti dengan perancangan efisiensi pad yang agresif, ternyata mampu menghasilkan perekahan sampai ujung (TSO), yang akan mengurangi problem kepasiran di formasi unconsolidated ini.