Radiocesium merupakan salah satu radionuklida yang dapat terlepas ke
lingkungan akibat terjadinya kecelakaan reaktor nuklir atau sumber radioaktif
lain. Radiocesium yang jatuh ketanah sebagian besar akan berada pada fraksi
tanah liat dan sebagian kecil lain berada pada air tanah. Kuatnya ikatan
radiocesium dalam partikel tanah menyebabkan proses pemulihan kembali
menjadi lebih sukar. Salah satu upaya untuk memulihkan kembali tanah tercemar
radiocesium adalah dengan teknik fitoekstraksi. Pada beberapa penelitian hanya
sebagian kecil radiocesium dapat diambil oleh tanaman, sisanya tetap berada
ditanah. Untuk memudahkan tanaman mengambil radiocesium, maka digunakan
teknik elektromigrasi sebagai alternatif. Elektromigrasi bertujuan untuk
melepaskan radiocesium dari fraksi liat ke air tanah sehingga akan lebih mudah
diserap oleh akar tanaman. Penelitian ini mempelajari penggunaan gabungan
metode fitoekstraksi radiocesium dari tanah yang dibantu oleh teknik
elektromigrasi. Pada tanah yang terkontaminasi Cesium-134 sebanyak 6,97±1,22
Bq/g dilakukan remediasi dengan menggunakan tanaman bayam (Amaranthus
dubius) dengan dua macam perlakuan, yaitu fitoekstraksi biasa dan fitoekstraksi
yang dibantu dengan mengalirkan listrik arus searah (DC) 12V melalui sepasang
elektroda stainless steel atau elektromigrasi. Hasil fitoekstraksi yang dibantu oleh
elektromigrasi menghasilkan akumulasi Cesium-134 sebanyak 209,89 Bq dengan
FT (faktor transfer) sebesar 0,31±0,10. Sedangkan pada fitoekstraksi tanpa
dibantu elektromigrasi menghasilkan akumulasi Cesium-134 sebanyak 331,75 Bq
dengan FT sebesar 0,35±0,15. Pada penelitian ini pemberian medan listrik pada
proses fitoekstraksi tidak meningkatkan akumulasi Cesium-134.