digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Radiocesium merupakan salah satu radionuklida yang dapat terlepas ke lingkungan akibat terjadinya kecelakaan reaktor nuklir atau sumber radioaktif lain. Radiocesium yang jatuh ketanah sebagian besar akan berada pada fraksi tanah liat dan sebagian kecil lain berada pada air tanah. Kuatnya ikatan radiocesium dalam partikel tanah menyebabkan proses pemulihan kembali menjadi lebih sukar. Salah satu upaya untuk memulihkan kembali tanah tercemar radiocesium adalah dengan teknik fitoekstraksi. Pada beberapa penelitian hanya sebagian kecil radiocesium dapat diambil oleh tanaman, sisanya tetap berada ditanah. Untuk memudahkan tanaman mengambil radiocesium, maka digunakan teknik elektromigrasi sebagai alternatif. Elektromigrasi bertujuan untuk melepaskan radiocesium dari fraksi liat ke air tanah sehingga akan lebih mudah diserap oleh akar tanaman. Penelitian ini mempelajari penggunaan gabungan metode fitoekstraksi radiocesium dari tanah yang dibantu oleh teknik elektromigrasi. Pada tanah yang terkontaminasi Cesium-134 sebanyak 6,97±1,22 Bq/g dilakukan remediasi dengan menggunakan tanaman bayam (Amaranthus dubius) dengan dua macam perlakuan, yaitu fitoekstraksi biasa dan fitoekstraksi yang dibantu dengan mengalirkan listrik arus searah (DC) 12V melalui sepasang elektroda stainless steel atau elektromigrasi. Hasil fitoekstraksi yang dibantu oleh elektromigrasi menghasilkan akumulasi Cesium-134 sebanyak 209,89 Bq dengan FT (faktor transfer) sebesar 0,31±0,10. Sedangkan pada fitoekstraksi tanpa dibantu elektromigrasi menghasilkan akumulasi Cesium-134 sebanyak 331,75 Bq dengan FT sebesar 0,35±0,15. Pada penelitian ini pemberian medan listrik pada proses fitoekstraksi tidak meningkatkan akumulasi Cesium-134.