2012 TS PP ARIESTY RATNA KUSUMARTINI ASIKIN 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Ena Sukmana
Metode CRS stack diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh konsorsium Wave Inversion Technology (WIT) pada tahun 1998. Metode ini diinisiasi dari asumsi bahwa reflektor terdiri dari banyak segmen permukaan refleksi yang memiliki panjang yang sama dengan lebar zona Fresnel pada kedalaman. Metode CRS-Stack mengikutsertakan kemiringan reflektor dalam estimasi operator stacknya. Keberhasilan penerapan metode ini pada data seismik 2D mendorong penerapan metode ini pada data seismik 3D, dimana pengolahan data seismik 3D dengan menggunakan metode stacking konvensional yang sekarang banyak diterapkan dalam industri dirasakan sering tidak cukup untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan yang kompleks.
Tesis ini menunjukkan aplikasi dari metode CRS-Stack pada data seismik sintetik 2D dan data lapangan 3D. Dalam penentuan operator stack-nya, pengguna diwajibkan untuk dapat mengestimasi 3 atribut CRS (untuk kasus 2D) atau 8 atribut (untuk kasus 3D), sebelum operasi stacking dengan menggunakan metode CRS-Stack ini diimplementasikan. Atribut-atribut CRS tersebut menggambarkan karakter reflektor lokal yang dikandung oleh data seismik. Pengolahan data dengan data seismik sintetik 2D bertujuan untuk membuktikan kekuatan dari metode CRS-Stack, dengan membandingkan antara penampang stack yang dihasilkan dari kedua metode tersebut dan dianalisis lebih jauh dengan analisis AVO. Dari perbandingan tersebut, metode CRS-Stack terbukti memberikan hasil yang lebih baik daripada metode konvensional.
Aplikasi pada data seismik lapangan 3D merupakan langkah yang dilakukan selanjutnya, yang bertujuan untuk menguji penggunaan metode CRS-Stack pada data 3D. Penampang stack yang dihasilkan dari metode CRS-Stack 3D dan konvensional dibandingkan dan terlihat bahwa metode CRS-Stack mampu memberikan gambaran bawah permukaan yang lebih baik dengan rasio sinyal terhadap noise yang lebih tinggi.
Pada akhirnya, metode CRS-Stack baik pada data seismik 2D maupun 3D terbukti lebih unggul dalam menggambarkan struktur bawah permukaan, dengan menghasilkan penampng stack yang memiliki kualitas yang lebih baik daripada yang dihasilkan pada metode konvensional.