Potensi pemanfaatan grey water melalui daur ulang air limbah untuk penyediaan air bersih dapat mengurangi penggunaan air bersih di kawasan hotel yang memerlukan air tanah dalam jumlah besar sekaligus sebagai upaya strategi terpadu menyelamatkan ketersediaan air tanah dan kelestarian lingkungan. Elektrokoagulasi salah satu teknologi mempunyai efisiensi yang tinggi dalam penghilangan kontaminan, menghasilkan effluen yang jernih, waktu operasional yang pendek, lumpur yang dihasilkan lebih sedikit, stabil dan mudah disisihkan. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan grey water sintetis dan asli dari Hotel Grand Royal Panghegar secara batch dan sistem kontinyu menggunakan pasangan elektroda alumunium konfigurasi monopolar. Percobaan batch dilakukan terhadap limbah sintetis. Variasi yang digunakan pada sistem batch adalah waktu kontak (2 - 60 menit) dan kerapatan arus (21 - 104 A/m2). Pada sistem kontinyu digunakan kerapatan arus 104 A/m2 selama 15 menit dan variasi beban (200; 300; 400 mg COD/L). Hasil penelitian sistem batch diperoleh kondisi optimum pada kerapatan arus 104 A/m2 pada menit ke-15 dengan laju pelepasan ion alumunium sebesar 0,0071 g/menit. Kinetika laju perubahan konsentrasi pada reaktor elektrokoagulasi mengikuti orde 1 memberikan hasil terbaik pada penyisihan kekeruhan, COD dan minyak lemak sebesar 87,73%, 87,48% dan 77,50%. Aplikasi elektrokoagulasi sistem kontinyu pada kondisi optimum mampu menyisihkan kekeruhan sebesar 88,80%, COD sebesar 82,14% dan minyak lemak sebesar 83,30%, sementara pada variasi beban pengolahan 400 mg COD/L memberikan hasil terbaik dengan tingkat penyisihan kekeruhan sebesar 89,97%, COD sebesar 61,52% dan minyak lemak sebesar 90,05%. Hasil proses elektrokoagulasi ini berada di bawah baku mutu yang ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 serta Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2011, sehingga aman digunakan sebagai reclaimed water untuk flushing toilet dan penyiraman tanaman.