Ionosfer di Indonesia sangatlah aktif dan berbeda dengan karakter ionosfer di tempat lain. Sumber gangguan utama ionosfer berasal dari arah atas, yaitu aktivitas matahari. Namun gangguan dari bawah masih memungkinkan untuk bisa memicu gangguan di ionosfer seperti aktivitas gempa bumi berskala besar.Bentuk gangguan di ionosfer telah digambarkan dengan berbagai metode. Dalam studi ini metode pemetaan ionosfer yang digunakan ialah metode pemetaan residu differential TEC (Total Electron Content) dan teknik tomografi. Namun karena aktivitas ionosfer tinggi maka data hasil pengamatan perlu dikoreksi serta dibersihkan dari cycle slip, bias receiver dan satelit. Studi ini menjelaskan cara untuk memilih ukuran grid, memperlebar interval, dan menggunakan model apriori untuk memperbanyak jumlah data. Selain itu untuk memperjauh kebergantungan terhadap model, maka dilakukan pemilihan parameter alpha dan untuk membantu dalam validasi hasil tomografi digunakan tes checkerboard. Hasilnya diterapkan pada analisa pengaruh gempa bumi terhadap ionosfer pada kasus gempa Bengkulu 2007, baik sebelum (preseismic) dan setelah (postseismic) terjadi gempa.