Metode self-potential (SP) merupakan metode geolistrik yang menggunakan sifat kelistrikan dari sumber alam sendiri. Secara umum, sumber-sumber alam tersebut dapat merupakan gangguan maupun informasi bawah permukaan di dalam survei tahanan jenis. Metoda ini banyak digunakan untuk memetakan pola aliran airtanah dan kebocoran pada tanggul-tanggul. Sedangkan untuk mendeteksi tubuh bijih
dari atas permukaan bumi dapat dilakukan dengan menggunakan elektroda yang ditancapkan ke dalam tanah pada suatu lokasi survei, kemudian mengukur potensial alam antara dua titik di permukaan bumi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui anomali di bawah permukaan tanah dengan menggunakan metoda SP dan mengetahui pengaruh topografi terhadap hasil pengukuran. Penelitian dilakukan dengan pembuatan lintasan SP sebanyak 2 (dua) lintasan dengan jarak antar elektroda 5, 10 dan 15 m. Model endapan yang digunakan adalah sebuah goa di daerah Taman Hutan Raya Ir. Juanda, Bandung. Data nilai SP yang diperoleh dari pengukuran di lapangan diolah dengan
menggunakan Surfer 8, yang menghasilkan peta isopotensial di daerah penelitian. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan software SPinv dengan pencocokan
profil-profil untuk model silinder, dimana asumsi model endapan (goa) yang dimodelkan berbentuk silinder. Parameter yang digunakan di dalam pemodelan adalah kedalaman (h) model endapan dan jarak titik pusat dengan titik acuan (D) dari sumber anomali. Kedalaman (h) model endapan pada lintasan I adalah 6,2 m sedangkan pada lintasan II adalah 16,2 m. Fitting kurva teoritis hasil pemodelan dengan hasil pengukuran di lapangan menunjukkan pada lintasan I, model endapan terdeteksi pada profil dari spasi antar elektroda 10 dan 15 m dengan jarak titik pusat dengan titik acuan (D) berturut-turut adalah 21,42 m dan 10,20 m. Sedangkan pada lintasan II, model endapan terdeteksi pada profil dari spasi antar elektroda 15 m dengan kedalaman (h) dan jarak titik pusat dengan titik acuan (D) berturut-turut adalah 16,2 m dan 8,42 m yang mendekati dengan data lapangan.