Tugas Akhir ini merupakan rekontruksi dari sebagian hasil pekerjaan Mantz et al. (2014) untuk mempelajari properti dark energy dengan menggunakan data gugus galaksi dari hasil observasi X-ray oleh satelit Chandra milik NASA. Set data utama yang digunakan berupa data fraksi gas (𝑓𝑔𝑎𝑠) dari 40 gugus galaksi yang masif dan rileks secara dinamik, serta tersebar pada rentang redshift 0.078 < z < 1.063. Oleh karena gugus galaksi merupakan struktur terbesar yang terikat secara gravitasional, maka dapat diasumsikan fraksi baryon dalam gugus galaksi dapat dijadikan sampel yang representatif dari fraksi baryon alam semesta. Beberapa simulasi menunjukkan bahwa nilai fraksi gas, yang merupakan kontributor dominan materi baryonik di dalam gugus, cenderung konstan terhadap redshift. Hal ini juga didukung oleh hasil observasi X-ray. Berangkat dari asumsi tersebut, penentuan constraint parameter kosmologi dilakukan dengan metode MCMC menggunakan software CosmoMC untuk beberapa model kosmologi, khususnya untuk model dark energy yang berbeda: (1) ΛCDM, (2) 𝑤-konstan, (3) 𝑤-berevolusi terhadap redshift.
Kombinasi data fraksi gas dengan beberapa data eksternal (CMB, SN Ia, dan BAO) digunakan untuk memperketat constraint berbagai parameter kosmologi. Kontribusi data fraksi gas dapat mereduksi nilai ketidakpastian sekitar 11%. Hasil constraint parameter persamaan keadaan dark energy saat ini (𝑤0) secara umum menunjukkan konsistensi dengan nilai yang mendekati -1 (Λ), namun rentang nilai ketidakpastiannya masih membuka peluang bagi model-model dark energy lainnya seperti model phantom field dan quintessence. Sementara dari hasil constraint parameter ΩΛ, secara umum dapat disimpulkan bahwa sekitar 70% substansi alam semesta didominasi oleh dark energy.