Pencitraan bawah permukaan secara detail dan akurat merupakan hasil yang diinginkan dalam pengolahan data seismik. Namun reflektor-reflektor yang memiliki berbagai kemiringan dari kemiringan rendah hingga hampir 90 derajat, serta hadirnya noise yang terlihat dari adanya difraksi dan bow tie membuat hasil yang didapat kurang optimal, sehingga tidak dapat mencitrakan permukaan bawah bumi dengan sebenarnya. Untuk itu, diperlukan sebuah metode yang lebih baik lagi dibandingkan dengan metode konvensional. Salah satu metode itu adalah Zero Offset Common Reflection Surface (ZO CRS) stack. ZO CRS stack tidak hanya menggunakan parameter VNMO seperti yang dilakukan di metode konvensional, tetapi menggunakan operator CRS-stack yang dapat mencitrakan reflektor yang paling sesuai. Metode pengolahan data seismik secara konvensional akan dibandingkan dengan metode CRS untuk meneliti sejauh mana metode CRS mampu memberikan pencitraan yang lebih baik.
Data yang digunakan adalah data sintetik hasil pemodelan gelombang akustik yang melewati model half graben yang memiliki sesar dengan berbagai kemiringan. Data tersebut akan diolah menggunakan metode konvensional dan metode CRS-Stack hingga tahap migrasi dalam kawasan waktu. Migrasi yang dilakukan adalah migrasi F-K dan migrasi Kirchhoff.
Dari perbandingan penampang antara kedua metode, hasil CRS-Stack mampu memberikan penampang seismik dengan kualitas yang lebih baik daripada hasil metode konvensional.