digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam menentukan estimasi curah hujan dengan menggunakan data satelit MTSAT kanal IR1, metode CST (Convective Stratiform Technique) banyak digunakan dan hasilnya cukup baik. Dalam perkembangan metode CST terdapat perbedaan dalam penentuan nilai rain rate, diantaranya persamaan rain rate oleh Adler-Negri (1988), Islam (2002) dan Vicente (1998). Dengan adanya perbedaan persamaan rain rate yang digunakan, maka terdapat hasil estimasi curah hujan yang berbeda pula. Hasil ketiga perhitungan rain rate dibandingkan dengan data curah hujan pengamatan harian AWS yang dipasang disekitar Soroako. Estimasi curah hujan menggunakan persamaan rain rate Vicente memberikan hasil korelasi yang cukup baik yaitu sekitar 0,51. Sehingga persamaan rain rate dari Vicente dapat digunakan untuk mengestimasi curah hujan di Soroako, Sulawesi Selatan dengan cukup baik. Data Radar C-Band Doppler di Kota Soroako digunakan untuk mengidentifikasi adanya awan konvektif ketika kita menduga adanya awan konvektif penyebab hujan cumuliform melalui data pengamatan AWS dan data satelit MTSAT. Awan konvektif ditunjukkan dengan adanya nilai reflektivitas radar lebih besar dari 35 dBZ yang diidentifikasikan adanya awan cumulunimbus (Cb) yang berpotensi menyebabkan hujan tipe cumuliform.