Metode gayaberat merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan daerah sekuestrasi CO2. Studi ini menitikberatkan pada perhitungan nilai respon anomali gayaberat pada daerah sekuestrasi CO2 dengan melakukan pemodelan sintetik. Pemodelan sintetik dilakukan dengan menggunakan data dari referensi pada brine formation dan lapisan batubara. Nilai densitas CO2 tidak diketahui, sehingga perlu dilakukan perhitungan densitas CO2. Selain itu, dilakukan juga simulasi sederhana dari injeksi CO2 untuk memprediksi nilai perubahan respon anomali gayaberat pada periode waktu tertentu.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara saturasi CO2 dengan nilai perubahan anomali respon gayaberat. Semakin tinggi nilai saturasi CO2 pada daerah sekuestrasi, maka nilai perubahan respon anomali gayaberat yang dihasilkan akan semakin bernilai negatif. Selain itu, faktor kedalaman dan ketebalan juga mempengaruhi nilai perubahan respon anomali gayaberat. Dalam praktek lapangan, nilai perubahan respon anomali gayaberat dari model brine formation dengan saturasi CO2 sebesar 10% akan dapat dideteksi minimal pada kedalaman 700 m dan ketebalan 25 m. Sedangkan untuk model lapisan batubara dengan saturasi CO2 10%, pada kedalaman 400 m dan ketebalan 6 m nilai perubahan respon anomalinya masih dapat terdeteksi.
Sementara itu, hasil simulasi menunjukkan hubungan linier antara perubahan nilai respon anomali gayaberat dengan massa CO2 yang diinjeksikan. Setiap injeksi CO2 sebesar 1 juta ton akan menghasilkan perubahan nilai respon anomali gayaberat sebesar -6 ?Gal dengan asumsi tidak terdapat kebocoran CO2.