Tahanan jenis sebagai salah satu jenis pengukuran geofisika yang telah banyak digunakan untuk berbagai bidang aplikasi, antara lain: hidrogeologi, pertambangan, dan geoteknik. Berdasarkan literatur, metode pendugaan tahanan jenis variasi dipole-dipole (1D) telah banyak digunakan untuk mendeteksi formasi
batuan yang mempunyai kedalaman yang relatif dalam dan anomali pada eksplorasi panas bumi. Penelitian tentang penggunaan variasi perpendicular dipole untuk mendeteksi formasi batuan pada kedalaman dangkal belum diulas
secara rinci. Pengukuran titik duga dilakukan dengan beberapa variasi nilai θ (sudut antara jarak elektroda arus dan elektroda potensial), L (jarak antar titik tengah elektroda), dan r (jarak antar titik tengah elektroda arus dengan titik tengah elektroda potensial). Nilai θ dilakukan variasi pada sudut 100, 300, 450, dan 600. Nilai L dilakukan variasi pada jarak.5 dan 10 meter. Nilai r dilakukan variasi pada jarak 5, 10, 15, 20, 25, 30, 40, dan 50 meter. Variasi nilai-nilai tersebut dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kurva tahanan jenis semu serta sebaran nilai tahanan jenis semu yang diperoleh. Pengukuran pendugaan tahanan jenis menggunakan konfigurasi perpendicular dipole menunjukkan variasi bentuk kurva tahanan jenis semu terjadi pada jarak L lebih kecil dari 30 meter. Bentuk kurva tahanan jenis semu cenderung berhimpit pada jarak L lebih besar dari 30 meter. Ambiguitas dapat terjadi pada interpretasi tahanan jenis semu jika bentuk kurva tidak sama. Kondisi ini dapat diminimalisasi dengan mengetahui kondisi geologi daerah penelitian. Hasil pemodelan ke depan menunjukkan bahwa variasi bentuk kurva tahanan jenis semu terjadi pada jarak L lebih kecil dari 15 meter. Bentuk kurva tahanan jenis semu berhimpit pada jarak L lebih besar dari 15 meter. Kondisi bias sudut dari 10 hingga 50 dengan jarak L 50
meter tidak menunjukkan adanya ambiguitas interpretasi lapisan.