digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia yang merupakan Negara yang berada di dalam Lingkar Gunung Api aktif memiliki potensi bencana yang tinggi dan memerlukan sebuah konsep pembangunan yang peka risiko bencana. Telah banyak dibahas studi yang terkait kebencanaan khususnya dilihat dalam perspektif geologi dan dalam proses tatakelola paska-bencana. Ketidakefektivan koordinasi dan komunikasi yang dikeluhkan dalam tatakelola kebencanaan Indonesia umumnya tidak berusaha dipahami dari sisi paradigma pembangunan yang mengedepankan kesiagaan bencana dan penguatan kapasitas masyarakat terhadap risiko bencana. Tesis ini membahas peran radio komunitas yang merupakan entitas yang diduga memberikan kontribusi positif pada penanganan kebencanaan. Kapasitas komunikan yang menonjol menguatkan hubungan korelasional dengan masyarakat di wilayah rawan bencana sehingga menguatkan kapasitas masyarakat terhadap risiko kejadian bencana. Sekalipun studi ini bersifat spesifik, terdapat inisiatif strategis yang ingin disampaikan yakni kebutuhan untuk pengarusutamaan komunikasi dalam pengurangan risiko bencana yang sering membawa dampak kurang efektifnya penanganan bencana di Indonesia. Kasus yang ditulis adalah kinerja komunikasi yang ditunjukkan JRK Lintas Merapi dalam penguatan kapasitas masyarakat Balerante dan Sidoerjo, dua desa di Kawasan Rawan Bencana Awan Panas Merapi 2010. Studi ini menyimpulkan bahwa secara umum peran Jejaring Komunitas Lintas Merapi cukup efektif dalam upaya penyiapan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana. Studi ini dapat dikembangkan dalam kerangka penyusunan kebijakan pembangunan yang peka-risiko dan bersifat antisipatif terhadap kecenderungan perkembangan pemukiman kea rah daerah rawan bencana.