Kota Bandung adalah ibukota Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk mencapai 2,4 juta jiwa. Untuk mendukung pergerakan harian penduduknya, kota Bandung memiliki 11 trayek bus kota yang dioperasikan oleh Perum DAMRI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi peta digital sebagai alat evaluasi rute bus kota dengan mempertimbangkan kantung demand dan rute jenis angkutan umum lainnya. Aplikasi peta digital yang digunakan adalah MapInfo versi 7,5. Kantung demand layanan angkutan umum didefinisikan sebagai jumlah titik aktivitas dengan perbedaan kebutuhan angkutan umum yang tidak dibedakan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Peta yang dikembangkan memuat 14 tema yang terdiri dari informasi mengenai kecamatan, kelurahan, jaringan jalan, rute angkutan kota, rute Bus TMB, rute Bus DAMRI, terminal, lokasi industri, sekolah menengah atas, kampus, rumah sakit, pasar dan mall, kantor pemerintah, dan bank. Data sekunder yang dimiliki oleh instansi terkait digunakan sebagai referensi dalam penggambaran peta Evaluasi yang dilakukan pada rute Bus DAMRI meliputi jarak tempuh, coverage area, destinasi pergerakan dan penduduk dalam coverage area, serta overlap angkutan kota. Coverage area adalah wilayah dalam radius 400 meter dari rute
Bus DAMRI. Nilai 400 meter tersebut diasumsikan sebagai allowable walking distance untuk rute bus kota. Jumlah destinasi pergerakan dalam coverage area dihitung secara manual. Analisis overlap antara rute Bus DAMRI dengan
angkutan kota dilakukan untuk setiap segmen rute. Dalam lingkup kota Bandung, trayek Bus DAMRI Jalur VI adalah trayek yang memiliki jarak tempuh rute terpanjang dan coverage area terbesar. Trayek Bus DAMRI Jalur I adalah trayek dengan jumlah destinasi pergerakan dalam coverage
area paling banyak dan trayek Bus DAMRI Jalur IX adalah trayek dengan estimasi jumlah penduduk dalam coverage area terbesar. Jarak tempuh rute yang panjang berpeluang menghasilkan coverage area yang besar. Pengalihan rute trayek Bus DAMRI Jalur IX dengan melewati Jalan Surapati dan pengalihan rute trayek Bus DAMRI Jalur XI dengan melewati Jalan Rumah Sakit memberikan potensi kantung demand yang lebih besar dari rute eksisting, namun
diikuti dengan biaya operasi dan jarak overlap angkutan kota yang lebih besar.