digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sintesis gliserol karbonat (4-hidroksimetil-1,3-dioxolan-2-on) dari gliserol dan urea menggunakan zink di(sec-butoksida) telah dilakukan. Katalis zink di(sec-butoksida) disintesis melalui reaksi antara zink klorida dan aluminium tri(sec-butoksida), pada temperatur kamar selama 24 jam dalam pelarut tetrahydrofuran (THF). Proses reaksi pembentukan gliserol karbonat dilakukan dengan mereaksikan gliserol dan urea pada temperatur 150 oC selama 4 jam. Katalis bersifat aktif terhadap reaksi ini pada rasio mol katalis terhadap gliserol sebesar 1:20 sampai 1:1000, dengan konversi gliserol maksimum mencapai 75%. Karakterisasi produk reaksi yang dihasilkan dilakukan menggunakan fourier transform infrared (FT IR), nuclear magnetic resonance (1H NMR) dan gas chromatography (GC). Perubahan vibrasi gugus karbonil urea dari 1643 cm-1 menjadi vibrasi gugus karbonil (CO-ester) pada bilangan gelombang 1786 cm-1 menunjukan bahwa gliserol karbonat telah terbentuk. Hasil karakterisasi 1H NMR telah memberikan konfirmasi bahwa senyawa gliserol karbonat telah berhasil terbentuk yang ditunjukkan melalui pergeseran kimia pada rentang 3,6−4,8 ppm. Hasil karakterisasi GC menunjukkan keberadaan sisa gliserol yang tidak bereaksi dan produk reaksi baru. Kajian secara teoritis dengan perhitungan komputasi juga dilakukan dalam penelitian ini. Hasil perhitungan menggunakan metode Natural Bond Orbital (NBO) memberikan informasi nilai keasaman katalis zink di(sec-butoksida) lebih besar dibandingkan katalis zink klorida dan zink gliserolate. Hasil optimasi geometri untuk menentukan tingkat energi tahapan reaksi menunjukkan bahwa secara energetik pembentukan produk gliserol karbonat lebih dominan dibandingkan dengan pembentukan produk samping berupa gliserol karbamat.