digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sistem electrospinning multinozzle-collector drum telah berhasil dikembangkan untuk memproduksi seratnano. Sistem electrospinning yang dikembangkan bertujuan membuat serat dengan produktivitas yang lebih baik dengan berbagai parameter kontrol dan mengaplikasikannya untuk membuat seratnano nikel oksida (NiO) sebagai bahan dasar anoda pada baterai ion litium. Pengujian produktivitas sistem electrospinning dilakukan dengan menggunakan polimer styrofoam dan poly(vynil alcohol) (PVA) sebagai prekursornya. Dari hasil pembuatan serat menunjukkan bahwa daerah yang dihasilkan serat lebih luas dan lebih banyak dengan sistem multinozzle dibandingkan sistem single nozzle. Untuk menguji performa sistem electrospinning maka dilakukan pengukuran karakteristik arus-tegangan (I-V characteristics) dengan dua variasi parameter electrospinning yaitu flow rate dan jumlah nozzle. Variasi menunjukkan semakin besar flow rate dan semakin banyaknya jumlah nozzle maka arus terukur semakin besar. Ini menunjukkan jumlah serat yang dihasilkan semakin banyak. Selanjutnya, sistem electrospinning diaplikasikan untuk pembuatan material nikel oksida. Nikel oksida dibuat dari pencampuran bahan dasar polimer polyacrylonitrile (PAN) dengan nickel chloride hexahidrate (NiCl2·6H2O). Setelah diperoleh serat komposit, maka dilakukan proses kalsinasi pada temperatur 700oC untuk menghilangkan bagian polimernya dan pembentukan kristal NiO. Seratnano NiO dibuat menjadi elektroda dan pembuatannya divariasikan pada temperatur kalsinasi 700oC (sampel A), 800oC (sampel B) dan 900oC (sampel C). Hasil scanning electron microscopy (SEM) menunjukkan ukuran diameter serat sebelum dikalsinasi rata-rata 465 nm dan setelah dikalsinasi rata-rata 193 nm. Hasil karakterisasi energy dispersive X-ray (EDX) dan X-ray diffraction (XRD) menunjukkan material yang terbentuk adalah nikel oksida. Selanjutnya, pengukuran impedansi bahan untuk menentukan sifat elektrokimia seratnano NiO dilakukan dengan teknik electrochemical impedance spectroscopy (EIS). Impedansi dan konduktivitas bahan untuk sampel A, B, dan C berturut-turut 3,25 Ω dan 30,77 x 10-2 S/cm, 8,06 Ω dan 12,41 x 10-2 S/cm, dan 1,16 x 104 Ω dan 8,64 x 10-5 S/cm. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur kalsinasi maka nilai impedansi bahan semakin besar dan nilai konduktivitas semakin kecil.