Sedimentasi merupakan fenomena yang sering terjadi di kawasan pesisir. Informasi mengenai konsentrasi sedimen secara spasial dan temporal sangat dibutuhkan untuk memahami fenomena tersebut. Namun, alat ukur sedimen in-situ yang telah tersedia saat ini tidak mampu menyediakan data time series yang panjang sehingga digunakan instrumen hidro-akustik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Deines (1999) dan Gartner (2002) berdasarkan hubungan antara intensitas sinyal balik akustik dengan konsentrasi sedimen melayang. Persamaan empirik yang didapat selanjutnya dievaluasi melalui proses kalibrasi berdasarkan dua parameter tersebut.Sinyal balik di perairan Tanjung Gondol berkisar antara 28 counts hingga 90 counts yang intensitasnya menguat seiring bertambahnya kedalaman. Setelah dilakukan koreksi pada sinyal balik tersebut didapatkan hasil perhitungan konsentrasi sedimen melayang di Perairan Tanjung Gondol yang ditunjukkan oleh persamaan:10log10πππΆπππΆπππ=0,6996βπΈπΌβ19,076
Dengan SSCref sebesar 7 mgL-1 serta koefisien korelasi (R2) sebesar 0,87 dan kesalahan perhitungan rata-rata sebesar 21,9%.