Tugas akhir ini mengambil kasus gedung pertunjukan Bandung dengan pemilihan lahan di jalan Homann yang terkenal dengan bangunan bersejarahnya dengan keadaan yang masih tergolong baik. Proyek ini bersifat fiktif dengan pihak klien dari dinas kebudayaan dan pariwisata kota Bandung serta pihak ketiga sebagai penanam modal. Gedung pertunjukan ini terletak di tengah kota Bandung di antara jalan Asia Afrika dan jalan Dalem Kaum, merupakan daerah yang berbudaya tinggi.Seni pertunjukan di Bandung merupakan salah satu seni yang berkembang di Bandung. Dari seni tradisionalnya hingga seni modernnya berkembang karena masyarakat Bandungnya sendiri yang menghargai kedua seni ini. Sarana pertunjukannya sendiri kurang memadai karena itu dibutuhkan fasilitas gedung pertunjukan yang memadai untuk mewadahi kebutuhan masyarakat Bandung akan
budaya. Gedung pertunjukan yang bersifat fleksibel merupakan sarana yang cocok bagi masyarakat Bandung untuk mewadahi dualitas dari seni budaya tadi. Lahan untuk pembangunan gedung pertunjukan ini terletak di kawasan bangunan bersejarah yang kondisinya masih baik. Namun sayangnya bangunan-bangunan lama tersebut tidak digunakan dan tidak terawat. Jalan Asia Afrika merupakan jalan yang telah ada sejak awal Bandung berdiri dan merupakan saksi sejarah dari berbagai peristiwa yang terjadi di awal-awal pembentukan kota Bandung maupun pada saat-saat setelah kemerdekaan bangsa Indonesia. Karena itu, pemilihan lokasi kasus ini menggunakan salah satu bangunan lama tersebut agar dapat terjaga dengan baik. Ruang terbuka publik sudah merupakan kebutuhan yang penting bagi masyarakat kota Bandung. Karena itu pembangunan fasilitas pertunjukan ini juga menitikberatkan pada ruang terbuka yang terjadi di lahan dan juga konteks urban. Poin-poin tadi diwujudkan dengan plaza-plaza , amphiteater, serta selasar yang terletak di sekitar bangunan. Gedung pertunjukan ini diharapkan dapat menambah nilai masyarakat kota Bandung, dari nilai budaya, social, hingga ekonomi, yang dapat menambah pemasukan bagi kota Bandung.