digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kemacetan di kota Bandung amat dipengaruhi oleh ketidakmampuan infrastruktur transportasi khususnya jalan raya untuk menyediakan suplai bagi demand yang ada, yaitu beban lalu lintas di kota Bandung. Salah satu bentuk kemacetan yang timbul adalah kemacetan di persimpangan. Pada persimpangan Jl. Ir. H. Djuanda - Jl. Siliwangi, beban lalu lintas yang ada, tidak sanggup lagi untuk dilayani dengan persimpangan yang ada, sehingga akhirnya timbul kemacetan di jam-jam sibuk di Jl. Ir. H. Djuanda - Jl. Siliwangi juga pada saat Car Free Day (CFD) di berlakukan pada hari Minggu. Untuk mengatasi hal itu, perlu dilakukan manajemen lalu lintas di persimpangan Jl. Ir. H. Djuanda - Jl. Siliwangi. Metode yang digunakan untuk mencari kinerja simpang eksisting yaitu dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Setelah diketahui indikator-indikator kinerja simpang eksisting, seperti derajat kejenuhan, panjang antrian dan waktu tundaan selanjutnya dilakukan penerapan scenario untuk meningkatkan kinerja simpang. Hasil dari skenario terbaik untuk peningkatan kinerja simpang tanpa CFD adalah dengan melakukan perubahan fase. Hasilnya adalah derajat kejenuhan pada persimpangan Jl. Ir. H. Djuanda - Jl. Siliwangi turun dari 1,61 menjadi 0,63, panjang antrian dapat dikurangi dari 733 m menjadi 60 dan waktu tundaan rata-rata dari 209,77 detik/smp turun menjadi 15,68 detik/smp. Sementara skenario terbaik untuk peningkatan kinerja simpang saat CFD juga dengan melakukan perubahan fase. Dengan skenario ini, derajat kejenuhan turun menjadi 0,78, panjang antrian menjadi 160 m dan waktu tundaan rata-rata sebesar 20 detik/smp.