Eksplorasi migas merupakan aktivitas untuk mencari lokasi dengan kandungan cadangan minyak dan gas yang potensial. Eksplorasi migas dapat dilakukan di seluruh permukaan bumi, baik di darat maupun di laut. Salah satu metode dalam eksplorasi migas di laut adalah marine seismic. Pada survei marine seismic, geometri source dan streamer harus diketahui secara akurat agar profil seismik yang dihasilkan juga akurat. Informasi tersebut digunakan untuk menentukan CMP (Common Mid Point) pada pengolahan data seismik dan sebagai informasi posisi pada peta seismik saat penentuan posisi titik bor. Jika peta seismik yang dihasilkan tidak akurat maka resiko kesalahan pengeboran menjadi tinggi.Pada penelitian ini dilakukan pengolahan data navigasi untuk menentukan posisi source dan streamer. Posisi source ditentukan melalui perhitungan dengan menggunaan data jarak dan bearing hasil pengamatan GPS, sedangkan posisi streamer ditentukan melalui proses rekonstruksi bentuk streamer menggunakan metode combier yang terbagi menjadi dua tahap, yaitu penentuan azimuth serta posisi dari setiap receiver dan tahap rotasi streamer untuk meminimalisasi misfit tailbuoy. Proses rekonstruksi tersebut memiliki keterbatasan, yaitu kurang akuratnya data deklinasi magnetik yang digunakan untuk mengoreksi azimuth bird dan masih terdapatnya misfit tailbuoy yang cukup besar pada sumbu-y setelah proses rotasi.Untuk mengetahui validitas dari metode yang digunakan, hasil posisi source dan streamer diverifikasi dengan data hasil pengolahan software Geometis MX. Dari hasil verifikasi, diketahui bahwa metode pengolahan yang digunakan valid, karena perbedaan antara kedua hasil tidak terlalu signifikan dan kedua streamer memiliki bentuk dan pola yang relatif sama.