Perkembangan pemahaman dan pemaknaan mengenai konsep resiko bencana alam telah mencapai pada titik dimana resiko kejadian bencana merupakan sesuatu yang dapat dikurangi dampaknya. Hal tersebut juga menyebabkan tatanan penyelenggaraan penanggulangan bencana menekankan upaya pembangunan resiliensi (ketahanan) masyarakat terhadap bencana sebagai unsur penting dalam
pengurangan resiko bencana. Studi ini bermaksud untuk mengetahui tingkat resiliensi ekonomi masyarakat Kecamatan Todanan dan Kecamatan Randublatung terhadap bencana kekeringan. Hal ini penting untuk dilakukan karena kejadian bencana sendiri merupakan suatu proses pembelajaran sosial (social learning) yang memungkinkan masyarakat belajar dari pengalaman kebencanaannya untuk membentuk suatu tatanan masyarakat yang lebih siap menghadapi bencana. Langkah penelitian yang ditempuh guna mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut: tahap pertama dari studi ini adalah melakukan identifikasi karakteristik sosial masyarakat, kemudian
dilakukan penilaian terhadap kondisi kerentanan dan kapasitas masyarakat dalam merespon bencana kekeringan. Tahap kedua adalah mengkaji konsep resiliensi ekonomi wilayah. Resiliensi bisa diteliti dari kesatuan tiga fenomena. Pertama, adanya tekanan ekonomi akibat bencana kekeringan yang menimpa wilayah. Kedua, adanya kekuatan pemulihan akibat depresi atau tekanan ekonomi. Ketiga,
terjadinya perubahan struktur. Ketiga hal tersebut berkaitan dengan efek kondisi internal maupun eksternal wilayah. Untuk mendukung ketiga konsep resiliensi ekonomi wilayah maka ditetapkan variabel-variabel agar resiliensi dapat diukur secara empiris. Akhirnya studi ini akan menetapkan kesimpulan tingkat resiliensi ekonomi wilayah dengan mempertimbangkan tingkat depresi yang dialami suatu wilayah, kekuatan atau kemampuan pemulihan kondisi ekonomi akibat adanya depresi dan perubahan struktur yang terjadi pada wilayah tersebut sebagai akibat dari bencana. Dari hasil studi berdasarkan aspek tekanan ekonomi akibat bencana kekeringan, upaya pemulihan, dan perubahan struktur ditemukan bahwa secara umum wilayah Kecamatan Todanan memiliki tingkat resiliensi ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan Kecamatan Randublatung. Penguatan resiliensi ini tidak terlepas dari penilaian keadaan sosial masyarakat di kedua kecamatan yang menunjukkan bahwa Kecamatan Todanan relatif lebih baik dibandingkan Kecamatan Randublatung. Studi ini memberikan manfaat bagi pengembangan wilayah berkaitan dengan perlunya mempertimbangkan perimbangan antar sektor dalam wilayah agar tidak terjadi dominasi sektor atau lapangan usaha yang mencolok. Manfaat lain yang dapat dipetik dari hasil studi ini adalah dalam menetapkan tujuan pengembangan wilayah maka perencana perlu mengetahui pola yang terjadi di suatu wilayah akibat adanya kondisi dinamis dalam dinamika pertumbuhan wilayah.