Penyakit retina banyak disebabkan oleh adanya gangguan pada bagian retina yang menghambat sensor penerima rangsangan cahaya. Faktor yang berpengaruh salah satunya adalah adanya perubahan ketebalan retina, baik itu penebalan maupun pengikisan permukaan retina. Perubahan ketebalan retina ini dapat dilihat dari hasil akuisisi citra medis dengan Optical Coherence Tomography. Pemeriksaan jenis ini menghasilkan citra retina 2 dimensi dari suatu sudut akuisisi. Citra yang dihasilkan hanya dapat memberi gambaran penampang retina pada sudut tertentu. Ophthamologis harus meninjau beberapa citra 2 dimensi retina secara terpisah untuk melihat citra permukaan makula secara menyeluruh. Hal ini tentu menghambat proses diagnosis penyakit. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dikembangkan suatu metode yang menggabungkan dan merekonstruksi citra 2 dimensi retina menjadi citra 3 dimensi untuk menampilkan volumetri makula secara akurat, serta dengan menggunakan referensi distribusi ketebalan makula normal sistem dapat memberikan gambaran peta penyimpangan makula. Sistem dibangun dengan tiga tahapan utama yaitu: akuisisi data, ekstraksi data dan rekonstruksi 3 dimensi. Pada akuisisi data menggunakan Optical Coherence Tomography dihasilkan enam buah citra *.jpg dari tiap pasien yang selanjutnya diekstraksi dengan perangkat lunak MATLAB 2010a menjadi enam array satu dimensi. Keenam array ini digabungkan menjadi satu matriks 3 dimensi dan dilakukan interpolasi dengan metoda kriging menggunakan SURFER9 sehingga menghasilkan grafik 3 dimensi makula. Terakhir, grafik tersebut diberi pewarnaan sesuai dengan data distribusi ketebalan makula normal. Sistem Rekonstruksi yang dibangun dengan perangkat lunak MATLAB 2010a dan SURFER9 ini menghasilkan Citra 3 dimensi yang dapat menampilkan tidak hanya ketebalan makula disetiap arah, melainkan juga peta sebaran penyimpangan ketebalan makula.