Pencarian pola spatial dalam pemetaan sebaran batuan reservoir dengan menggunakan metoda geostatistik umumnya masih didasarkan pada penggunaan variogram. Penggunaan variogram model yang merupakan teknik statistik dua point, untuk mengestimasi nilai secara spatial hanya baik untuk data stationer, namun masih memiliki kelemahan untuk pengestimasian data yang komplek dan non-stationer. Reservoar yang memiliki struktur geologi komplek dan non-stationer sebaiknya dilakukan dengan pendekatan statistik multipoint (MPS). MPS memiliki kemampuan untuk memodelkan
pola dan struktur yang komplek, seperti misalnya sebaran pola pengendapan dari masingmasing facies pada reservoar, dengan memanfaatkan training image (TI) sebagai pengganti variogram. Algoritma MPS yang berkembang pada dasarnya bertujuan memenuhi kebutuhan akan : optimalisasi kemampuan algoritma dalam mensimulasikan pola komplek reservoar, kemampuan untuk mensimulasikan variabel nominal maupun kontinu, kebutuhan waktu komputasi yang cukup singkat, dan kemungkinan pengembangan algoritma kearah proses multivariat. Algoritma yang berkembang pada saat ini, memiliki kelemahan pada pemenuhan kebutuhan tersebut. Algoritma direct sampling dengan pendekatannya yang berbasis pola (pattern–based approaches), dapat menjadi sebuah algoritma pilihan. Kesederhanaan dalam algoritma, dengan kemampuan mensimulasikan pola komplek
secara baik dalam waktu komputasi yang relatif singkat menjadi kelebihan dari algoritma ini. Kemampuan ini didasarkan pada konsep perhitungan nilai distance yang berbeda untuk variabel nominal dan kontinu, serta terdapatnya parameter threshold yang tidak dimiliki oleh algoritma sejenis. Aplikasi pada data sintetis untuk kasus variabel tunggal (univariate), menunjukkan bahwa nilai threshold sebesar 0,1 telah dapat menghasilkan solusi yang optimum. Sedangkan aplikasi pada data sintetis untuk kasus dua variabel (bivariate), menunjukkan hasil optimum untuk mengghasilkan pola kemenerusan hasil simulasi variabel nominal diperoleh dengan pembobotan wkn= 0,8 dan wkk = 0,2. Sedangkan hasil akhir optimal didapatkan dengan wkn= 0,415 ; wkk= 0,39 dan variabel distance tambahan wkCORR= 0,195