ABSTRAK
Saat ini setiap perusahaan dituntut untuk selalu melakukan efisiensi dalam upaya menurunkan biaya produksi agar produk yang dihasilkannya dapat bersaing baik dipasar lokal maupun internasional. Komponen biaya perawatan termasuk salah satu yang menjadi perhatian untuk dapat dilakukan penurunan tanpa mengorbankan kehandalan dan unjuk kerja mesin atau peralatan. Biaya pemakaian pelumas di Hot
Strip Mill PT. Krakatau Steel rata-rata Rp 1.149.464.558,- per bulan atau Rp13.793.574.699,- pada tahun 2011, dan inimerupakan masalah yang serius karena mempunyai kecenderungan untuk naik setiap tahunnya.Terdapat berbagai macam pelumas (oli dan grease) yang digunakan di PT. Krakatau Steel sebagai system pelumasan pada bantalan dan roda gigi serta untuk media system hidrolik untuk menggerakan peralatan dengan beban yang berat. Upaya untuk menurunkan biaya pemakaian pelumas ini dilakukan dengan melakukan identifikasi terhadap peralatan dengan konsumsi pemakaian pelumas terbesar yaitu
pada peralatan hydrolik dengan total biaya pertahun sebesar Rp 3.287.476.000,-. Karena terdapat beberapa system hidrolik, maka penelitian difokuskan pada peralatan hidrolik pada area Finishing Mill yang menggunakan pelumas paling banyak yaitu sebesar Rp 825.691.647,- dalam setahun.
Penyebab utama pemakaian pelumas yang banyak ini adalah karena terjadinya kebocoran pada selang hidrolik dan seal cylinder hidrolik yang jadwal
penggantiannya belum terjadwal dengan baik. Oleh karena itu diusulkan untuk menerapkan strategi perawatan yang tepat baik system perawatan preventif maupun system perawatan prediktif secara selektif berdasarkan penilaian terhadap tingkat kekritisan alat terhadap dampak yang ditimbulkan bila terjadi kerusakan peralatan seperti: keselamatan jiwa manusia, lamanya pabrik berhenti operasi, kualitas hasil produksi dan model operasional peralatan serta kemungkinan dilakukannya kegiatan perawatan saat fasilitas pabrik sedang dioperasikan. Perusahaan akan mendapatkan penghematan sebesar Rp 87.838.138,- atau sebesar 10,6 % pertahun dari biaya pemakaian pelumas hidrolik di area Finishing Mill.
Rencana penerapan strategy perawatan preventive dan prediktif dimulai dengan melakukan pembuatan kartu kerja baru dan evaluasi dari kartu kerja yang sudah ada lengkap dengan kebutuhan sukucadang, anggaran dan tenaga kerja yang diperlukan. Selanjutnya data tersebut dimasukan kedalam system informasi terpadu SAP. Evaluasi aktifitas perawatan tetap harus dilakukan secara berkala sebagai umpan balik untuk mendapatkan strategi perawatan yang tepat dengan biaya yang optimum sehingga bisa meningkatkan daya saing perusahaan.
Kata kunci: Biaya pemakaian pelumas, strategi perawatan preventif dan prediktif, peningkatan daya saing perusahaan.