digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Distribusi merupakan elemen yang sangat penting dalam sebuah proses perencanan. Hampir sepertiga biaya produksi yang dibebankan pada produk merupakan biaya distribusi. Kegiatan yang terkait dengan distribusi meliputi pengalokasian pabrik, tempat penyimpanan/ gudang, transportasi, pengalokasian kapasitas serta peran dari setiap fasilitas. Pengelolaan distribusi yang tidak tepat akan meningkatkan biaya sehingga harga barang menjadi lebih mahal. Provinsi Sumatera Barat yang akan melakukan program konversi minyak tanah ke gas elpiji dituntut untuk dapat merencanakan sistem distribusi yang tepat. Proses distribusi gas elpiji pada dasarnya dapat dibagi kedalam beberapa tahapan yaitu dari kilang, SPPBE, agen, dan pengecer. Penelitian ini akan mencoba mengembangkan model distribusi gas elpiji dari SPPBE ke agen dan dari agen ke pengecer yang diwakili oleh kecamatan. Model tahap pertama merupakan model jaringan distribusi antara agen dengan kecamatan. Tujuan dari model tahap pertama ini adalah untuk menentukan berapa jumlah agen yang optimal untuk satu kabupaten, lokasi agen di kabupaten tersebut dan covering area masing-masing agen, dengan fungsi tujuan keseimbangan profit diantara sesama agen. Model tahap kedua adalah model jaringan distribusi antara SPPBE dengan agen. Tujuan dari model tahap kedua adalah menentukan SPPBE yang akan melayani agen yang telah terbentuk pada model tahap pertama dengan fungsi tujuan adalah meminimumkan biaya distribusi antara SPPBE dengan agen. Hasil perhitungan menyimpulkan bahwasanya diperlukan 74 agen gas elpiji 3 kg untuk mengtisipasi program konversi minyak tanah di Provinsi Sumatera Barat. Analisis sensitivitas memperlihatkan bahwasanya model tahap pertama dan model tahap kedua bersifat sensitif. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi PT Pertamina dalam rangka menghadapi program konversi minyak tanah dan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan yang tepat. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menggabungkan model yang ada menjadi model yang terintegrasi secara simultan.