digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Rosidawani
PUBLIC Alice Diniarti

Salah satu sifat yang; membedakan beton massal dengan jenis beton lainnva adalah perilaku panas yang terjadi. Akibat reaksi semen dan air yang merupakan reaksi eksotermik, kenaikan panas hidrasi pada dimensi beton massal yang besar yang menyebabkan panas yang terjadi tidak dapat disipasi, menjadi cukup besar. Volume beton dengan dimensi yang cukup besar ini memerlukan pengontrolan agar dapat menanggulangi perkembangan panas hidrasi dan perubahan volume beton untuk meminimasi keretakan vane terjadi. Tujuan dari penelitian ini, yang pertama adalah untuk mengetahui perilaku perkembangan panas hidrasi pada beton agregat daur ulang dan alam pada dimensi beton massal yang berbeda. Kedua, penelitian bertujuan untuk mendapatkan persamaan matematik yang dapat digunakan untuk memprediksi panas yang dihasilkan pada beton massal dari kedua jenis beton ini dengan dimensi tertentu. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semakin besar dimensi beton massal semakin besar panas hidrasi yang dihasilkan. Perbedaan suhu antara permukaan dan inti yang sudah dijadikan standar Eropa ENV 206; l992 yang melebihi 20 °C dapat menyebabkan keretakan beton. Berdasarkan acuan ini dan dari persamaan matematis yang diperoleh,didapat volume minimal beton massal yang harus mendapatkan perawatan dan kontrol pada umur-umur awal untuk menghindari pengaruh panas hidrasi terhadap keretakan beton.