digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia adalah salah satu Negara yang rentan akan bencana berdasarkan kondisi geografis dan geologis. Banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan, badai, angin puting beliung, gelombang laut tinggi, gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, wabah penyakit, kerusuhan hingga perang saudara adalah jenis bencana-bencana yang pernah melanda Indonesia. Mengingat hal tersebut, maka sewajarnyalah Indonesia seharus memiliki sebuah sistem yang komprehensif dalam hal penanganan bencana alam tersebut. Hingga saat ini, masih banyak ditemukan kelemahan-kelemahan dalam praktik penanganan bencana di Indonesia terutama pada saat fase respon atau fase tanggap darurat yang seharusnya membutuhkan suatu sistem tanpa kesalahan. Setiap kesalahan dalam sistem pada fase yang singkat ini, yaitu lebih kurang 72 jam, akan berimbas pada peningkatan signifikan dari jumlah korban maupun kerugian materil. Demikian dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menciptakan sebuah sistem yang dapat meningkatkan efektifitas dalam proses penanganan bencana pada fase respon tersebut. Dalam hal ini yang menjadi poros permasalahan ditemukan bahwa kelemahan sistem berada pada koordinasi antar organisasi penanganan bencana yang memiliki potensi untuk ditingkatkan lebih jauh. Terkait dengan koordinasi inilah direncanakan untuk menciptakan sebuah model dari manajemen informasi untuk mendukung proses penanganan bencana pada saat fase respon. Penelitian ini menghasilkan sebuah model manajemen informasi terpadu yang melibatkan sejumlah pemain penting dalam penanganan bencana pada fase respon seperti Bakornas-PB, militer, kepolisian, Basarnas, PMI, Media, Organisasi Masyarakat hingga perorangan. Sistem ini menitik beratkan pada (1) pola aliran informasi serta bentuk pengemasannya, (2) peralatan pendukung, serta (3) penetapan pemain utama sehingga menciptakan sebuah koordinasi penanganan bencana yang tepat waktu, tepat sasaran dan dengan kuantitas yang tepat pula.