Pada tugas akhir ini dianalisis bagaimana prinsip revenue management pada airline dan juga praktek yang sebenarnya. Revenue management merupakan salah satu prinsip ekonomi yang dilakukan untuk mengoptimasi revenue (pendapatan) pada industri yang pasarnya tersegmentasi. Karena pasar pada airline tersegmentasi, maka prinsip revenue management ini bisa diterapkan pada airline untuk mengoptimasi pendapatannya. Airline merupakan pengguna prinsip revenue management yang paling kompleks karena selain pembagian segmen pasar yang cukup banyak, tingkat persaingan pada airline ini juga cukup tinggi.
Pada tugas akhir ini juga dilakukan studi kasus mengenai overbooking dan seat allocation pada airline. Penyelesaian kasus overbooking dilakukan menggunakan 3 (tiga) metode, yaitu Judgemental, Deterministic, dan Probabilistic. Pada kasus seat allocation dibahas 2 (dua) rute, yaitu Jakarta-Surabaya dan Yogyakarta-Kuala Lumpur vv dengan pesawat B737-400 menggunakan metode EMSRb. Dalam tugas akhir ini penelitian dilakukan dengan studi literatur dan pengambilan data pada Malaysia Airline.
Penyelesaian kasus overbooking dengan metode Probabilistic memberikan hasil yang paling sesuai untuk kondisi pasar yang ada, yaitu nilai AU (Authorized Unit) sebesar 190 kursi. Pada kasus seat allocation rute Jakarta-Surabaya diperoleh alokasi kursi untuk kelas bisnis (C,D) dan kelas ekonomi (Y,M,B,Q) yang dapat menghasilkan expected revenue IDR 52,292,500. Pada rute Yogyakarta-Kuala Lumpur flight number MH 856 untuk sub kelas bisnis (D,C,J) dan sub kelas ekonomi (Y,W,K,B,M,Q,H,S,V,L) diperoleh alokasi kursi yang dapat menghasilkan expected revenue IDR 168,892,000. Sedangkan, pada flight number MH 857 untuk sub kelas bisnis (D,C, J) dan sub kelas ekonomi (Y,W,K,B,M,Q,H,S,V,L) diperoleh alokasi kursi yang dapat menghasilkan expected revenue IDR 173,142,000.