digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu bagian yang penting pada struktur monorel adalah bagian guideway. Ada beberapa sistem struktur guideway terkait dengan hubungan antar elemen struktur pada tumpuannya, yaitu bentang sederhana, bentang menerus tak terintegral, dan bentang menerus terintegral. Berdasarkan desain akhir yang ada dan adanya beberapa alternatif sistem struktur guideway, maka penulis merasa perlu untuk mengkaji kinerja/performance sistem struktur guideway yang lain, yang dianggap paling memenuhi berbagai macam tuntutan seperti ekonomis, efisien, bernilai estetis, performa dan gangguan minimum baik selama masa konstruksi maupun masa operasional. Dalam tugas akhir ini akan dibandingkan antara sistem bentang sederhana dengan sistem bentang menerus terintegral. Sistem bentang sederhana adalah sistem dimana tidak ada kontinuitas antara girder dengan girder dan antara girder dengan pier. Sistem bentang menerus terintegral adalah sistem dimana menggunakan girder yang menerus dan telah menyatu dengan pier yang berperilaku seperti portal. Sistem ini berperilaku seperti portal. Desain kriteria yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini diambil langsung dari Desain Kriteria Laporan Perencanaan yang dikeluarkan oleh PT. ADHI KARYA tentang struktur Guideway onorel section Asia Afrika, Jakarta, tahun 2004. Pada studi ini diambil salah satu section Green Line yang berlokasi di daerah Kuningan entral yaitu section 20, Sta.6+080 s/d Sta.6+200 sebagai lokasi kajian. Pada tahap desain lemen-elemen struktur yang akan dikaji berupa girder, pier, pierhead, bearing, diafragma,dan ekspansion joint Ditinjau dari aspek struktur, kerugian sistem bentang menerus terintegral adalah adanya kekangan antara girder dan pier yang bersifat monolit menyebabkan deformasi akibat gaya prategang, temperatur, efek susut dan rangkak beton yang terbesar terjadi pada pier terluar. Kekurangan sistem bentang sederhana girder memerlukan jumlah tendon yang lebih banyak karena seluruh momen dan tegangan yang besar ditengah bentang. Sistem ini juga memerlukan perangkat tambahan yaitu diafragma. Ditinjau aspek pelaksanaannya, sistem bentang menerus terintegral memiliki tingkat kesulitan yang lebih akibat adanya aplikasi continuity tendon dan pemasangan tulangan yang padat didaerah interior untuk membentuk satu kesatuan sistem portal. Ditinjau aspek kenyamanannya, sistem bentang menerus terintegral memberikan tingkat kenyamanan yang lebih baik yang disebabkan berkurangnya daerah sambungan antar bentang. Ditinjau aspek biaya bahan konstruksinya, untuk bentang sederhana berjumlah Rp.612 juta sedangkan bentang menerus terintegral menghasilkan total biaya Rp. 484 juta.