Sediaan gel dengan pembawa non air dapat digunakan untuk zat zat yang mudah terhidrolisis dalam air. Penelitian ini bertujuan untuk menguji stabilitas oksitetrasiklin sebagai model zat yang tidak stabil dalam sediaan gel dengan pembawa non air dibandingkan dengan sediaan gel yang mengandung air. Sediaan gel oksitetrasiklin non air dibuat dengan menggunakan basis hidroksi propil selulosa (HPC), propilen glikol dan etanol 95% dan sediaan gel yang mengandung air dibuat dengan basis HPC, HPMC, propilen glikol, etanol 95%, dan air. Semua formula gel ditambahkan antioksidan natrium metabisulfit untuk menekan reaksi oksidasi oksitetrasiklin. Uji stabilitas sediaan gel dilakukan dengan cara menyimpan sediaan pada kondisi 40 kurang lebih 2derajat C / 75 kurang lebih 5% RH. Kadar oksitetrasiklin yang tersisa dalam sediaan ditentukan dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Selain itu pada formula gel non air diamati pengaruh penambahan EDTA dan BHA. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecepatan penguraian oksitetrasiklin dalam sediaan gel non air lebih besar daripada gel yang mengandung air yang juga ditunjukkan dengan perubahan warna pada sediaan gel dari kuning pucat menjadi coklat. Antioksidan natrium metabisulfit dan BHA yang digunakan belum dapat menstabilkan oksitetrasiklin terhadap reaksi oksidasi. Penambahan EDTA ke dalam sediaan dapat menurunkan kecepatan penguraian oksitetrasiklin. Gel dengan pembawa non air yang digunakan dalam penelitian ini tidak dapat meningkatkan stabilitas oksitetrasiklin terhadap pengaruh reaksi hidrolisis dan oksidasi.