digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penerapan metode gaya berat dalam industri minyak bumi dan / atau gas (migas) bertujuan untuk menentukan bentuk dan distribusi massa migas. Di dalam pengukuran yang dilakukan, massa tanah dan massa air yang tersimpan di dalam pori-pori tanah / batuan akan ikut terukur, termasuk air pada zona tidak jenuh. Oleh karena itu, massa benda-benda tersebut harus diisolasi. Proses ini biasa disebut dengan koreksi gaya berat mikro. Penelitian ini dilakukan di daerah Banyuurip. Lokasi penelitian sebelah Utara berbatasan dengan Bengawan Solo, sekaligus menjadi titik terendah. Bagian Selatan akan berbatasan dengan bukit yang memanjang Barat-Timur. Bagian Barat dan Timur akan dibatasi oleh sungai yang merupakan bagian dari Bengawan Solo. Massa air (kadar air) pada zona tidak jenuh sangat erat kaitannya dengan derajat kejenuhan. Untuk memperoleh derajat kejenuhan, perlu mempelajari kurva histeresis yang menggambarkan hubungan antara derajat kejenuhan dengan tekanan kapiler. Tekanan kapiler dapat diperoleh dengan menyederhanakan (linierisasi) distribusi vertikal tekanan kapiler dengan muka airtanah sebagai acuan. Tekanan kapiler pada muka airtanah akan sama dengan tekanan atmosfer, sedangkan tekanan yang berada di atas muka airtanah akan bernilai negatif dan lebih dikenal dengan istilah tarikan (tension) atau sedotan (suction). Pola distribusi muka airtanah mengikuti kondisi topografi daerah penelitian. Alirannya bermula dari Selatan menuju Utara. Perpaduan data pengukuran muka airtanah dan hasil analisa dari sampel tanah / batuan akan menghasilkan derajat kejenuhan. Derajat kejenuhan akan digunakan untuk menghasilkan koreksi gaya berat mikro. Perhitungan koreksi gayaberat mikro untuk daerah tidak jenuh menghasilkan nilai 0.95-1.40μGal. Nilai ini cukup untuk meningkatkan akurasi koreksi gayaberat mikro akibat perubahan airtanah sekitar 10-15%.